TEMPO.CO, Jakarta - Hukuman yang diberikan oleh Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) terhadap Persib Bandung ternyata berbuah panjang. Situs asosiasi sepak bola Indonesia itu dibajak hacker yang menyebut dirinya sebagai Muslim Cyber Security.
Situs PSSI tiba-tiba berubah tampilan pada Kamis sore. Foto suporter Persib yang membentangkan spanduk bertuliskan "Freddom Rohingya" muncul seketika Tempo mencoba membuka situs tersebut.
Dalam pesan yang mereka tuliskan, Muslim Cyber Security mempertanyakan hukuman yang dijatuhkan PSSI karena suporter Persib melakukan aksi solidaritas terhadap Rohingya pada laga melawan Semen Padang, Sabtu, 9 September 2017. Menurut mereka, aksi solidaritas itu sama dengan aksi solidaritas terhadap korban bom di Paris.
"Dengan alasan politik PSSI melarang aksi solidaritas kemanusiaan di dalam stadion. Lalu apa bedanya Rohingya, Palestina, dan Paris? Kenapa untuk aksi Paris boleh sedangkan untuk Palestina dan Rohingya dilarang?" tulis mereka.
"Apalagi menghitung jumlah korban jauh lebih banyak korban di Palestina dan Rohingya. Jadi sekarang cukup jelas PSSI itu bukan melarang aksi solidaritas, tetapi mereka melarang aksi solidaritas untuk kaum muslim dan memperbolehkan untuk nonmuslim."
"Ketika ada korban jatuh dari kalangan nonmuslim mereka teriak HAM! Tetapi ketika ada korban jatuh dari kalangan muslim yang jumlahnya jauh berkali-kali lipat mereka hanya diam membisu. Ada suporter melakukan aksi solidaritas pun dihalangi," lanjut pernyataan itu.
Gambar itu hanya muncul beberapa saat dan berganti dengan pemberitahuan bahwa situs PSSI itu sedang dalam kondisi rusak. Hingga saat ini belum ada pernyataan resmi dari PSSI terkait dengan masalah tersebut.
Sebelumnya, PSSI menjatuhkan hukuman terhadap Persib atas aksi solidaritas Bobotoh itu. Persib mendapat denda Rp 50 juta. Para Bobotoh pun melakukan aksi pengumpulan dana untuk membayar denda itu.
FEBRIYAN