TEMPO.CO, Jakarta - Kiprah apik Timnas U-19 di Piala AFF U-18 ikut melambungkan nama Valentino 'Jebret' Simanjuntak. Komentator itu memicu pro dan kontra karena kalimat dan frase-frase uniknya saat mengomentari tampilan Timnas.
Ungkapan jebret pun muncul dari kebiasaan Valen yang berteriak 'jebret' jika ada pemain yang melakukan shot ke gawang lawan. Gaya heboh panik ini ternyata sudah menjadi gaya yang digunakan Valen pada 2013 lalu.
"Gaya seperti ini dulu karena permintaan dari pihak TV," kata Valen saat dihubungi Tempo, Kamis, 14 September 2017.
Saat itu, ia diminta menjadi komentator saat Timnas Indonesia U-19 asuhan Indra Sjafri berlaga di AFF U-18 di Indonesia. Skuad Garuda saat itu dipimpin oleh Evan Dimas, Hansamu Yama, hingga Paulus Sitanggang. Meski bermaterikan pemain ciamik, namun belum ada perhatian besar dari warga terhadap timnas.
Baca: Cerita di Balik 5 Julukan Pemain Timnas Indonesia U-19
"Saya diberitahu agar bagaimana caranya harus heboh agar tim ini (Timnas U-19) bisa dapat perhatian," kata dia. Maka sejak saat itu pula istilah 'jebret' hingga 'ya ampun' kerap digunakan Valen saat mengomentari pertandingan.
Selain celetukan uniknya, pria kelahiran Jakarta itu juga dikenal dengan penggunaan bahasa yang tidak lumrah dalam dunia sepak bola. Contohnya saja 'Tendangan Tanpa Amnesti', 'Tendangan efek jera', 'peluang 24 karat', hingga 'umpan membelah lautan'. Banyak netizen yang kemudian melabelinya lebay karena komentar-komentarnya yang seperti itu.
Penggunaan bahasa ini kerap menimbulkan pro dan kontra. Meski begitu, Valen mengatakan tiap kata yang dia ucapkan tak begitu saja keluar dari mulutnya. "Saya sama tim research, jadi memang kita siapkan mana yang pas, mana yang cocok," kata dia.
Tim ini, kata dia, terdiri dari teman-teman pribadinya dan mentor komentator senior yang ia kenal. Meski begitu, ia mengakui kadang komentar dia juga terbawa spontanitas. "Kadang lihat visual di lapangan, bisa juga ada yang spontan. Jadi kombinasi antara persiapan dan spontanitas," kata pria kelahiran 11 Juli 1982 itu.
Baca: Komentator Laga Timnas U-19, Si Jebret Valentino, Bikin Sayembara
Ia menegaskan tujuan utamanya adalah membangkitkan kembali gairah masyarakat Indonesia terhadap olahraga sepak bola. Pasca Piala AFF U 18 di Indonesia 2013, Valen tetap menggunakan gaya ini dalam berkomentar. Termasuk saat ia menjadi komentator Piala Presiden 2015 dan terakhir di Piala AFF U 18 di Myanmar.
"Saya mau nge-grab orang-orang yang sudah tak mau menonton bola. Entah karena segemntasi, entah karena pesimis duluan dengan sepak bola kita. Saya ingin menunjukan kalau sepakbola itu fun," kata Valentino.
EGI ADYATAMA