TEMPO.CO, Jayapura - Tak seperti biasanya, ketika usai laga di lapangan sepak bola para pemain dan ofisial tim pulang ke penginapan lewat jalur darat menggunakan bus atau kendaraan mobil, tapi kali ini harus lewat jalur laut menggunakan speedboat.
Cara pulang ini harus ditempuh para pemain Persipura Jayapura dan Persija Jakarta usai menjalani laga lanjutan Indonesia Super League musim 2011-2012 yang berakhir kemenangan tim tamu Persija 0-1 di Stadion Mandala, Kota Jayapura, Papua, Ahad malam, 13 Mei 2012.
"Untungnya Stadion Mandala letaknya dekat laut, sehingga para pemain bisa dievakuasi keluar lewat jalur laut sekitar pukul 22.00 WIT," kata Bento, salah seorang wartawan lokal di Papua, Senin pagi, 14 Mei 2012. Padahal sebelumnya wartawan, pemain, ofisial tim dan perangkat pertandingan, sempat tertahan di dalam stadion kurang lebih tiga jam.
Kerusuhan meledak ketika wasit Samsir Ali meniup peluitnya sebagai tanda akhir laga. Penonton dan suporter Persipura melempar botol-botol plastik bekas minum air dan minuman ringan lainnya ke tengah lapangan, termasuk ke bangku cadangan pemain tim tamu Persija. Aksi pelemparan ke dalam lapangan ini membuat para pemain dan tim ofisial tak bisa masuk ke ruang ganti.
Akhirnya polisi melepaskan tembakan gas air mata ke arah penonton yang berada di tribun ekonomi atau biasanya para penonton di Stadion Mandala menyebutnya tribun Liverpool. Di tribun ini memang bagian bawahnya digunakan sebagai ruang ganti para pemain, ruang panitia dan perangkat pertandingan, serta ruang media center.
Tembakan gas air mata dari polisi ini membuat para penonton yang masih duduk di tribun Liverpool berlarian berebut pintu keluar. Gas air mata ini juga membuat sejumlah penonton sesak napas, bahkan beberapa penonton, termasuk anak kecil mengalami pingsan dan luka-luka, sehingga terpaksa dilarikan ke rumah sakit terdekat.
Akibat tindakan ini beberapa penonton tak terima dan mulai ikut marah tersulut emosinya. Beberapa penonton pun mulai anarkistis dengan membakar satu unit tempat penjualan tiket masuk stadion, satu unit truk milik TNI dari Marinir, merusak dua mobil milik polisi dan dua sepeda motor lainnya yang berada di tempat parkir tribun Liverpool. Bahkan mereka juga membakar satu unit kamp milik pekerja bangunan Stadion Mandala yang lokasinya persis berada di dalam kompleks stadion.
Tak hanya itu, para penonton yang berada di luar kompleks stadion juga ikut rusuh. Mereka menutup semua akses pintu gerbang masuk stadion dengan potongan kayu dan batu-batu, sehingga puluhan penonton dan kedua tim kesebelasan, termasuk wartawan, sempat tertahan selama hampir tiga jam di dalam stadion. Sekitar pukul 22.30 WIT, barulah pihak kepolisian berhasil membubarkan massa dengan tembakan peringatan ke udara.
Dari data yang didapat, sekitar 18 penonton yang mengalami luka-luka dan sesak napas akibat terkena gas air mata polisi. Dari 18 orang, 16 orang di antaranya sudah langsung pulang usai dirawat di Rumah Sakit Umum Daerah Dok II Jayapura, tapi dua orang lainnya masih dirawat inap untuk sementara. "Tak ada korban jiwa dalam kasus kerusuhan penonton ini. Walau tak ada korban jiwa, kami sangat menyayangkan kejadian ini," kata Ketua Umum Persipura Jayapura, Benhur Tommy Mano, Ahad malam, 13 Mei 2012.
CUNDING LEVI