TEMPO.CO , London: Gelandang Gylfi Sigurdson akhirnya berlabuh di klub Tottenham Hotspur setelah permintaan gajinya ditolak oleh manajemen Liverpool. "Saya tahu harga pasarnya dan tidak bisa menawarkan lebih dari itu," kata Brendan Rodgers, Manajer Liverpool. "Saya harapkan yang terbaik buat dia."
Rodgers, yang sebelumnya melatih klub Swansea, sebenarnya berharap pemain asal Islandia berusia 22 tahun itu bakal bergabung dengan klubnya. Ini karena Sigurdson, yang sebelumnya juga bermain di Swansea--dalam status pinjaman dari klub Jerman, 1899 Hoffenheim--bermain ciamik saat dia latih. Pemain ini terbilang cekatan dalam memberi umpan panjang sekaligus punya naluri mencetak gol.
Pada musim lalu, gelandang serang ini menyetorkan tujuh gol dari 19 laga yang dijalaninya bersama Swansea. "Saya bawa dia ke Swansea waktu itu karena dia tidak dimainkan di Hoffenheim," kata Rodgers. "Dan dia bermain bagus sekali."
Saat itu Rodgers malah sempat berharap bakal mempermanenkan status Sigurdson, sebelum akhirnya dia sendiri dilamar untuk melatih Liverpool, yang ditinggalkan Kenny Dalglish pada akhir musim lalu karena dinilai gagal.
"Di Liverpool, dia akan mendapatkan berbagai peluang bagus karena bekerja bersama saya, yang telah dikenalnya dengan baik," kata Rodgers. "Entah kenapa juga dia lebih memilih Spurs."
Kepada sebuah situs di Islandia, Sigurdson bercerita bahwa dirinya merasa yakin bakal bisa mencapai prestasi lebih baik bersama pelatih Andre Villas-Boas di Spurs. "Saya menyukai ide-idenya," kata dia sambil menyatakan kesiapan bermain secara maksimal. "Saya senang atas kepercayaan yang dia berikan kepada saya."
Villas-Boas adalah pelatih Chelsea yang diberhentikan menjelang akhir musim lalu karena dinilai gagal oleh Roman Abramovich, pemilik klub. Pelatih berusia 34 tahun asal Portugal ini sempat menjadi asisten Jose Mourinho, yang sekarang melatih Real Madrid, saat di Chelsea. Dia juga menorehkan prestasi saat melatih klub Porto FC di Portugal.
Selain faktor Villas-Boas, Sigurdson mengaku tertarik bergabung dengan Spurs karena memiliki sejumlah pemain hebat, misalnya gelandang asal Wales, Gareth Bale, dan Emmanuel Adebayor, yang sebelumnya merupakan pemain Manchester City.
Adebayor merupakan motor penggerak yang membuat Spurs sempat bertengger di peringkat tiga besar hingga pertengahan musim lalu, sebelum prestasi klub itu melorot setelah ditimpa isu Harry Redknapp, pelatih Spurs saat itu, bakal hengkang melatih tim nasional Inggris. Adebayor mencetak 17 gol dari 33 kali penampilannya.
"Pemain-pemain hebat ini bakal membuat klub bisa mencapai prestasi maksimal," kata Sigurdson. Lagi pula, peringkat Spurs jauh lebih bagus, yaitu di urutan keempat, dibanding Liverpool, di peringkat kedelapan.
Bagi Brendan Rodgers, kegagalan merekrut Sigurdson membuatnya harus bergegas mencari pemain lainnya. "Seperti manajer lainnya, saya berharap mampu menambah prajurit untuk memperkuat skuad yang sudah bagus ini," kata dia berdiplomasi.
Kemampuan Rodgers menarik minat manajemen Liverpool setelah berhasil membawa klub promosi Swansea finis di urutan ke-11 Liga Primer Inggris. "Penting bagi para staf di Liverpool untuk mengetahui cara kerja, nilai-nilai yang saya anut baik di lapangan maupun di luar lapangan," kata dia soal rapat konsolidasi yang baru saja digelar akhir-akhir ini.
INDEPENDENT | WIKI | BUDI RIZA