TEMPO.CO, Bandung - Menteri Pemuda dan Olahraga Andi Alifian Mallarangeng meminta Panitia Besar Pekan Olahraga Nasional ke-18 di Riau menggunakan dana pusat Rp 100 miliar dengan cara yang akuntabel dan jelas sesuai aturan.
“Sekarang bagaimana penggunaannya dengan cepat, tapi akuntabel,” kata Andi di Gedung Merdeka, Bandung, kemarin. Menurut Andi, agar dana PON tak dikorupsi, PB PON didampingi oleh tim asistensi dari Menteri Koordinator Kesejahteraan Rakyat, Menteri Negara Pemuda dan Olahraga, Markas Besar Polri, Kejaksaan Agung, Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan, serta Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah.
Pemerintah pusat memberikan dana Rp 100 miliar karena sebelumnya ada masalah pencairan dana APBD Provinsi Riau untuk pembangunan 52 venue. Andi mengatakan, dari tujuh venue yang terlambat penyelesaiannya, kini tinggal dua lokasi yang masih tertinggal, yaitu venue menembak dan futsal.
Lima arena lainnya sudah beres, yaitu biliar, boling, softball, bisbol, dan gulat. “Sekarang sudah terjadi percepatan, lima (arena) sudah oke,” ujar dia. Target penyelesaian, kata Andi, diprioritaskan untuk fungsinya dan sesuai standar lomba. Adapun fasilitas gedung diakuinya masih dikerjakan secara minimal.
“Misalnya lantai keramik dikasih vinyl saja, dan eksterior yang masih berantakan dirapikan,” kata Andi. Dia optimistis peralatan menembak dan atap arena futsal sudah bisa dipasang dan beres pada 5 September mendatang.
PON XVIII di Pekanbaru, Riau, yang berlangsung 9-20 September akan dibuka oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada 11 September. Ada 39 cabang olahraga dengan 555 nomor pertandingan yang akan diperebutkan lebih dari 6.500 atlet dari seluruh provinsi.
ANWAR SISWADI
Berita lain:
Kelompok Jhon Kei dan Hercules Bentrok Soal Lahan
Mirwan: Saya Tak Ada Transaksi dengan Tina Talisa
Osama Sudah Tewas Saat Navy SEAL Serbu Kamarnya
Wawancara Tina Talisa: Seperti Tsunami Bagi Saya
Diadukan ke Polisi Gara-gara Berisik Saat Bercinta