TEMPO.CO, Surabaya - Chief Executive Officer Persebaya Surabaya 1927, Gede Widiade, memutuskan mengundurkan diri dari klub kebanggaan warga Surabaya itu per 1 April 2013 lalu. Namun keputusan itu baru disampaikan Gede kepada seluruh pemain Persebaya 1927 di Rumah Makan Agis, Jumat malam, 5 April 2013.
Menurut Gede, keputusannya untuk meninggalkan Andik Vermansyah dan kawan-kawan didasari atas empat hal. Pertama, hasil Kongres Luar Biasa PSSI tidak mengakui Persebaya 1927 sebagai klub legal. Kedua, tidak adanya dukungan dari Wali Kota Surabaya Tri Risma Harini untuk meringankan beban sewa Stadion Gelora Bung Tomo yang dinilai mencekik leher.
Ketiga, kurang optimalnya dukungan Bonek untuk mendesak Wali Kota agar Persebaya 1927 diberi keringanan menggunakan fasilitas milik Pemerintah Kota Surabaya. Kemudian keempat, pemegang saham Persebaya 1927 tidak berkomitmen terhadap janji yang diucapkan.
Alasan terakhir ini menyangkut uang pribadi Gede sebesar Rp 10 miliar yang dikucurkan buat Persebaya 1927 sejak Maret 2012 sampai April 2013. “Pemegang saham berjanji akan mengganti uang saya, tapi kenyataanya saya hanya diberi empat lembar cek blong (kosong),” kata Gede sambil menunjukkan empat cek dari Bank Saudara yang tidak dapat dicairkan tersebut.
Meski memutuskan mundur sejak 1 April, Gede telah melunasi gaji seluruh pemain pada bulan tersebut. Pengusaha asal Surabaya ini juga telah menyediakan tiket pesawat bagi pemain asing yang ingin pulang ke negaranya. “Setelah April, saya tidak tahu lagi siapa yang akan menggaji pemain,” kata Gede.
Mundurnya Gede dikhawatirkan akan membuat Persebaya 1927 lumpuh. Sebab, selama ini dialah yang menanggung seluruh biaya operasional klub, termasuk gaji pemain. Masa depan Persebaya 1927 yang bermain di kompetisi Liga Prima Indonesia makin tak menentu bila dalam waktu dekat pemegang saham tidak bisa menemukan pengganti Gede.
Pelatih Persebaya 1927 Ibnu Grahan tidak bersedia mengomentari keputusan Gede. Para pemain pun terlihat lesu. Adapun kapten tim Erol Iba menyayangkan mundurnya Gede di saat kondisi Persebaya sedang gundah selepas KLB PSSI. “Pemain butuh figur seperti Pak Gede, tapi bagaimana lagi?” kata pemain senior itu.
KUKUH S WIBOWO
Baca Juga:
Investigasi TNI AD Dinilai Penuh Rekayasa
Profil Grup 2 Kopassus, Penyerang LP Cebongan