TEMPO.CO , Jakarta - Pengamat sepak bola Mohamad Kusnaeni menilai Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia masih belum menerapkan sistem yang transparan dalam hal pemilihan pelatih tim nasional. Menurut dia, sebelum memutuskan sosok pelatih yang tepat, publik perlu tahu calon-calon yang akan menempati kursi kepelatihan.
"PSSI itu milik masyarakat jadi sudah seharusnya wacana pemilihan pelatih dilempar dulu ke publik meski keputusan akhir tetap di PSSI," kata Kusnaeni, Sabtu, 7 Desember 2013. Selain itu, lanjut dia, PSSI juga kerap tidak mau terbuka ihwal nilai kontrak yang disepakati dengan pelatih.
Padahal, dengan mengetahui nilai kontrak, publik bisa mengukur apakah pelatih yang direkrut layak atau tidak. "Karena bisa saja ada pelatih lokal atau asing lainnya yang lebih bagus meski stoknya terbatas," tutur Kusnaeni.
Lebih lanjut, Kusnaeni mempertanyakan pemilihan kembali Alfred Riedl di kursi pelatih timnas. Pasalnya, dari sisi prestasi, Riedl belum menunjukkan hal yang luar biasa. Ia menduga penunjukkan Riedl lebih kepada upaya untuk membayar utang saja.
Ke depan, Kusnaeni berharap agar PSSI lebih transparan dan akuntabel dalam hal pemilihan pelatih timnas. Bila perlu, PSSI membentuk tim yang khusus memburu sosok pelatih. "Perlu ada fit and proper test juga dalam pemilihan pelatih," katanya.
Pada kesempatan terpisah, Sekretaris Jenderal PSSI Joko Driyono menyebut nilai kontrak Alfred Riedl selama tiga tahun ke depan lebih besar jika dibandingkan dengan kontrak sebelumnya. Namun Joko enggan mengatakan nilainya.
ADITYA BUDIMAN
Berita lain:
Lagi, Beredar Foto Mesra Ariel-Sophia di Stasiun
Kutang Lancip Agnes, Indah tapi Berbahaya
Wanita-wanita di Sekeliling Ariel
Sophia Latjuba, dari Foto Topless hingga Produser
Setelah Tabrakan, Paul Walker Bertahan Beberapa Detik
Tweet Romantis Ariel Setelah Foto Mesra Beredar
Puing Porsche Paul Walker Jadi Sasaran Pencuri