TEMPO.CO, Jakarta - Anggota Tim 9, Gatot Dewo Broto, menyayangkan pulangnya pengurus PSSi sebelum bertemu tim 9 di Kantor Menpora di Jakarta, Kamis, 22 Januari. Menurut Gatot, batalnya pertemuan itu bukan karena salah komunikasi.
Gatot beralasan ia tidak mau meninggalkan undangan lain dalam pembahasan profesionalisme pemain sepak bola. Menurut dia, wajar jika PSSI enggan bertemu dan mesti menuggu. "Untuk pertemuan berikutnya kami akan agendakan pertemuan khusus dengan PSSI. Bila perlu sehari penuh bersama mereka," kata dia.
Dari hasil komunikasi antara Gatot dengan Ketua PSSI Djohar Arifin melalui sambungan telepon, kemungkinan besar pertemuan akan digelar sebelum atau sesudah tanggal 27 Januari pekan depan. Tim Sembilan sudah menyiapkan agenda jika pertemuan dengan PSSI jadi dilaksanakan. Satu di antara agenda yang akan yaitu mendengarkan penjelasan perkembangan sepak bola dan menjalin komunikasi dengan tim adhoc sinergis bentukkan PSSI.
Gatot menambahkan, selain mengundang APPI dan pendukung klub PSS Sleman, Tim Sembilan juga mendatangkan mahasiswa Universitas Indonesia, Alvero Septiawan. Alvero pernah membuat tesis tentang pengaturan skor dalam pertandingan sepak bola. Dengan APPI, kata Gatot, tema pembicaraan seputar pemain sepak bola di Indonesia. Tim Sembilan ingin mengetahui hak dan kewajiban para pemain sepak bola.
Sedangkan dengan Slemania, Tim Sembilan ingin mengetahui persoalan yang terjadi di klub PSS Sleman. Sebanyak enam orang suporter berdiskusi dengan tim yang akan bekerja selama dua bulan ke depan. "Kalau pertemuan dengan Alvero kami ingin tahu kasus pengaturan skor yang terjadi di negara-negara lain seperti apa," kata Gatot.
Pekan lalu Tim Sembilan sudah menggelar pertemuan dengan Mabes Polri, Badan Olahraga Profesional Indonesia, dan Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan, dan Dirjen Imigrasi. Mereka sepakat untuk membentuk pelayanan satu atap bagi atlet, pelatih, atau klub lokal maupun internasional yang akan berkiprah di Indonesia.
ADITYA BUDIMAN