TEMPO.CO, Surabaya - Direktur Persebaya 1927, Saleh Ismail Mukadar, curiga ada dalang di balik penamparannya saat acara diskusi yang membahas dualisme klub Persebaya Surabaya di Studio SBO TV, Surabaya, Kamis malam, 16 April 2015. “Mustahil (atas nama pribadi), karena saya tidak kenal dia, dan dia tidak kenal saya,” kata Mukadar kepada wartawan di Markas Kepolisian Daerah Jawa Timur, Jumat, 17 April 2015.
Mukadar tidak ada masalah langsung dengan pelaku penamparan, Nurdin Longgari. Terkait dalang di balik aksi penampilannya, Mukadar mengatakan hal itu tinggal merunut persoalan yang menjadi perselisihan saat ini yaitu sepak bola.
Menurut Mukadar, Pemuda Pancasila dan La Nyalla Mattalitti membantah terkait dengan aksi penamparan terhadapnya. Namun, kata Mukadar, La Nyalla adalah Pembina Pemuda Pancasila di Jawa Timur. Sedangkan Nurdin adalah anggotanya. "Jadi sudah jelas," kata Mukadar.
Penyerahan diri Nurdin, kata Mukadar, diharapkan diimbangi dengan rasa kejujuran, sehingga mengakui bahwa perilakunya itu adalah suruhan dari seseorang. “Karena saya kira tidak mungkin kalau berdiri sendiri dan inisiatif sendiri,” kata Mukadar.
Selain itu, hari minggu sebelumnya, Mukadar didemo oleh seseorang dan dihina oleh seseorang yang membentangkan spanduk di Taman Bungkul Surabaya. Hinaan itu berkaitan dengan sepak bola, terutama Persebaya Surabaya. Ada pula protes dari seseorang karena ada acara diskusi wartawan senior di Jatim Expo. “Ada kaitannya atau tidak, biarkan polisi yang memastikan,” ujar Mukadar.
Sebelumnya, diskusi membahas dualisme klub Persebaya Surabaya di Studio SBO TV Kamis malam berlangsung ricuh karena Saleh dipukul pada bagian pelipisnya oleh Nurdin. Pelaku juga mengintimidasi pembawa acara agar menutup diskusi yang disiarkan secara live itu. Karena situasi tidak kondusif acara pun akhirnya distop meski belum tuntas.
Nurdin menyerahkan diri ke Kepolisian Daerah Jawa Timur, Jumat petang, 17 April 2015. Nurdin mengatakan menyerahkan diri secara sukarela karena sadar tindakannya memukul Saleh dalam diskusi di Studio SBO TV membahas dualisme klub Persebaya, Kamis malam, 16 April 2015 adalah keliru. "Kemarin saya emosi, itu spontanitas saya," kata Nurdin.
Menurut Nurdin, perbuatannya itu kehendak sendiri dan tanpa ada yang menyuruh. Ia mengaku emosi saat menyimak jalannya diskusi karena ingin suasana Surabaya tetap kondusif. "Tidak ada yang memaksa saya (bertindak seperti itu)," kata dia.
MOHAMMAD SYARRAFAH