TEMPO.CO , Malang: Penghentian sementara kompetisi Liga Super Indonesia 2015 berpotensi merugikan Arema Cronus lebih dari Rp 8 miliar. Selain masalah finansial, tim Singo Edan mengalami kerugian psikologis.
Menurut Suharno, sang pelatih, mental para pemain asuhannya mulai anjlok. Sebagian besar pemain kini kembali ke kampungnya masing-masing karena tim diliburkan sejak laga kandang melawan Persipasi Bandung Raya yang dijadwalkan dihelat pada Sabtu, 25 April 2015, dibatalkan.
“Kami akui mental anak-anak mulai turun, tapi kami tetap berusaha menjaga mereka tetap tabah dan sabar, serta ingatkan mereka untuk tetap jaga kondisi fisik,” kata Suharno, Kamis, 30 April 2015.
Dari seluruh pemain, dua pemain yang mengalami kegalauan cukup serius adalah kiper Kurnia Meiga dan striker Cristian Gerard Alvaro Gonzales. Senin sore lalu, Gonzales bersama keluarganya yang ditemani Meiga dan istri bermain sepak bola di jalan depan rumah Gonzales di Perumahan Puncak Dieng Eksklusif Blok II-1 Nomor 4, Kota Malang.
Seperti halnya Aremania, mereka bermain sepak bola di jalan sebagai bentuk protes atas pencoretan Arema Cronus dan Persebaya Surabaya sebagai kontestan Liga Super Indonesia—kini Liga Bank Nasional Qatar (QNB League)—oleh Badan Olahraga Profesional Indonesia, serta pembekuan PSSI oleh Menteri Pemuda dan Olahraga.
Sebelumnya, Ketua Eksekutif Arema Cronus Iwan Budianto mengklaim klubnya sudah merugi Rp 5 miliar akibat penghentian sementara liga sejak Februari 2015. Arema sangat mengandalkan pendapatan dari sponsor. Pasokan dana dari sponsor.
“Tapi sponsor menunda pembayaran dan kami tetap harus mengeluarkan uang untuk operasional tim sehari-hari yang nilainya cukup besar,” kata Iwan.
ABDI PURMONO