TEMPO.CO, Balikpapan- Eddy Simon, pelatih tim Pekan Olahraga Nasional Kalimantan Timur, yang sebelumnya menangani Persiba Balikpapan, mengaku pernah beberapa kali didekati orang yang ingin mengatur skor pertandingan.
“Beberapa kali (ditawari terlibat dalam pengaturan skor), tapi selalu saya tolak karena saya tak pernah ingin terlibat,” kata Eddy, 19 Juni 2015..
Eddy memang tidak mengungkapkan siapa anggota “mafia” bola yang kerap menghubunginya itu. Dia hanya memastikan orang-orang ini berada di luar lingkungan pergaulannya selama ini.
“Ada, tapi memang tidak langsung (ke saya), ada lewat orang-orang lain, tidak dekat. Tapi selalu saya tolak,” kata Eddy.
Pelatih tim PON Kalimantan Timur ini mengatakan selalu menjaga profesionalisme pelatih yang selalu menjunjung sportivitas. Menurut dia, hasil akhir pertandingan harus ditentukan dengan kerja keras dalam mencapai kemenangan.
“Saya tak ingin reputasi saya tercoreng sebagai pelatih, makanya saya tidak pernah mau. Pertandingan harus secara fair, karena itu (tawaran mengatur skor) selalu saya tolak,” kata Eddy.
Dalam konferensi pers di Jakarta, Rabu lalu, mantan pelatih Persipur Purwodadi, Gunawan, yang pernah terlibat dalam praktek pengaturan skor pertandingan di Divisi Utama Liga Indonesia, mengajak pihak-pihak lain yang juga terlibat untuk bersaksi mengungkapkan kasus tersebut.
"Harapan saya, ini (praktek pengaturan skor) memang harus diberantas. Saya menghendaki semua teman-teman yang pernah terlibat dan pernah menjadi pelatih mulai sekarang ayo bareng-bareng membenahi sepak bola Indonesia," kata Gunawan.
Sebagai pihak yang pernah terlibat dan mengetahui adanya pengaturan skor yang dilakukan oleh pihak-pihak lain, Gunawan bersedia dirinya menjadi saksi dalam kasus dugaan pengaturan skor pertandingan sepak bola Indonesia dalam periode 2000-2015 yang dilaporkan oleh seseorang berinisial BS ke Bareskrim Polri sehari sebelumnya.
"Saya sudah mengontak semua (teman), setelah kemarin ada teman saya yang inisialnya BS (melapor ke Bareskrim). Saya dan teman-teman ikut memberikan motivasi," kata Gunawan.
Gunawan menginginkan rekan-rekannya yang terlibat dalam pengaturan skor mau menjadi saksi bahwa sepak bola Indonesia sedang bermasalah.
Gunawan mengakui Persipur yang ditukanginya pada 2013 melakukan praktek pengaturan skor yang melibatkan manajemen, pemain, pelatih, dan ofisial klub.
Gunawan menjelaskan, setiap melakukan pengaturan skor Persipur, ia mendapatkan uang sebesar Rp 400 juta per pertandingan. Sedangkan untuk pemain, kata Gunawan, mendapatkan Rp 10-15 juta setiap terlibat dalam pengaturan skor pertandingan.
Gunawan menyebutkan bayaran tersebut dilakukan pada pertandingan klub Persipur yang berlaga di kompetisi Divisi Utama Liga Indonesia pada 2013.
Pelatih yang menukangi Persipur Purwodadi sejak 2012 itu juga mengungkapkan bahwa hampir setengah dari klub yang berada di Divisi Utama terlibat praktek pengaturan skor.
ANTARA | S.G. WIBISONO | PRASETYO