TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Hukum Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) Aristo Pangaribuan membenarkan ihwal mundurnya mantan Ketua Umum PSSI Djohar Arifin dari Dewan Kehormatan PSSI hasil Kongres Luar Biasa (KLB) 2015. Menurut dia, mundurnya Djohar disebabkan karena mantan Ketua Umum PSSI itu takut menghadapi sidang etik yang akan digelar oleh PSSI.
"Itu, mundurnya Djohar, merupakan akal-akalannya saja," ujarnya kepada Tempo, Kamis, 2 Juli 2015.
Aristo menjelaskan Djohar telah melanggar aturan PSSI dengan menghadiri undangan yang dilayangkan oleh Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Imam Nahrawi. "Saat memenuhi undangan, Djohar datang dan masih menganggap dirinya sebagai Ketua Umum PSSI. Itu tak tau malu namanya," ucapnya.
Sebelumnya, Menteri Pemuda dan Olahraga Imam Nahrawi sempat diminta Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) untuk bertemu dengan PSSI untuk membicarakan konflik yang terjadi antara kedua lembaga itu. Menteri Imam kemudian lebih memilih bertemu Djohar karena mereka tak mengakui kepengurusan PSSI di bawah La Nyalla yang dianggap terbentuk setelah badan sepak bola nasional itu dibekukan.
Kehadiran Djohar untuk memenuhi undangan tersebut dianggap tak etis oleh PSSI. Ia bahkan sempat diancam akan disidang secara etik.
Rabu lalu, Djohar mengatakan memilih mundur dari posisinya sebagai Dewan Kehormatan PSSI. Ia menyebut mundurnya dia bukan karena adanya ancaman, semata karena PSSI tak diakui keberadaannya oleh Kemenpora.
Mundurnya Djohar, kata Aristo, tak akan mempengaruhi kinerja PSSI. Musababnya, dia menambahkan, masih ada beberapa orang yang duduk sebagai Dewan Kehormatan PSSI. "Kami pun tak akan mencari pengganti Djohar," kata Aristo.
GANGSAR PARIKESIT