TEMPO.CO, Jakarta - Anggota tim hukum Asosiasi Pesepakbola Profesional Indonesia (APPI), Jannes Silitonga, mengimbau Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) dan Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI) untuk membuat sistem deposit bagi setiap klub yang akan mengikuti kompetisi maupun turnamen. Tujuannya agar klub bisa memberikan jaminan bagi pemain yang dikontraknya.
"Klub profesional seharusnya bisa memperkirakan kebutuhannya, pendanaan, dalam mengikuti kompetisi," tutur Jannes ketika dihubungi Tempo, Jumat, 10 Juli 2015.
Jannes menjelaskan, seharusnya manajemen klub bisa memperkirakan berapa besar dana yang dibutuhkan sebelum mengontrak pemain. Dia mencontohkan, jika klub hanya memiliki dana sebesar Rp 300 juta untuk seorang pemain asing dalam setahun, sudah seharusnya tim tak mengontrak dan menggaji pemain di luar dana yang telah disiapkan tersebut.
Sebelumnya, salah satu tim yang berkompetisi di Liga Super Indonesia, Persija Jakarta, menunggak pembayaran gaji para pemainnya. Klub yang dijuluki Macan Kemayoran tersebut menunggak gaji pemainnya akibat terhentinya kompetisi.
Menurut pelatih Persija, Rahmad Darmawan, hingga saat ini tak ada penggawa Macan Kemayoran yang mengikuti latihan. "Beberapa pemain kami pulang kampung karena tak adanya kompetisi maupun turnamen," ujarnya kepada Tempo, Selasa, 7 Juli 2015.
Jannes menjelaskan, sebelum Liga Super Indonesia pada musim ini terhenti, sudah banyak klub yang mulai membenahi pendanaannya. "Ada sekitar tiga sampai lima klub saja yang pendanaannya masih tak karuan," tuturnya.
Namun, setelah Liga Super Indonesia terhenti, jumlah klub yang manajemen keuangannya tak jelas justru semakin meningkat. Padahal, dia menambahkan, banyak klub yang mulai membenahi keuanggannya setelah pemerintah dan PSSI menerapkan aturan yang ketat ihwal manajemen keuangan klub.
GANGSAR PARIKESIT