TEMPO.CO, Padang - Manajemen klub sepak bola Semen Padang berencana memutus kontrak pelatih dan semua pemainnya menyusul belum adanya kejelasan kompetisi resmi setelah kisruh antara pemerintah dan Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI).
"Saat ini kita sedang merancang klausul pemutusan kontraknya. Mungkin setelah Lebaran," ujar Direktur Teknik Semen Padang, Asdian, Rabu, 15 Juli 2015.
Hengki Ardiles dan kawan-kawan sudah diliburkan sejak dua bulan yang lalu. Manajemen hanya membayar 20 persen dari gaji mereka.
Sebab hingga saat ini belum ada kepastian kompetisi. Klub kesulitan mendapatkan dana dari sponsor, terutama dari sponsor utama, PT Semen Padang. "Uang dari PT Semen Padang sudah tidak ada. Mau kita bayar pakai apa pemain," ujarnya.
Sebelumnya, setiap bulan Semen Padang harus mengeluarkan uang Rp 400 juta untuk membayar 20 persen gaji pemain selama diliburkan.
Menurut dia, pemutusan kontrak ini bisa membantu pemain. Mereka tidak terikat lagi dengan Semen Padang, sehingga bisa mencari pekerjaan lain. "Kita menolong pemain. Mereka bisa bermain di Piala Kemerdekaan dan Piala Indonesia Satu," kata Asdian.
Tim berjulukan Kabau Sirah ini tak mengikuti kompetisi yang dibuat Kementerian Pemuda dan Olahraga dan Mahaka Sports and Entertainment, yakni Piala Kemerdekaan dan Piala Indonesia Satu.
ANDRI EL FARUQI