TEMPO.CO, Jakarta - Jadwal pembukaan turnamen sepak bola Piala Kemerdekaan dipastikan dimundurkan dari 1 menjadi 2 Agustus 2015. Penyebabnya, Presiden Joko Widodo, yang dijadwalkan membuka turnamen itu, harus menghadiri pembukaan Muktamar Nahdlatul Ulama ke-33 di Jombang pada 1 Agustus 2015.
Penegasan ini disampaikan Manajer Persatu Tuban Fahmi Fikroni setelah bertemu dengan Tim Transisi Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) di Jakarta. Dia menyebutkan, menurut penjelasan Tim Transisi, karena bentroknya jadwal tersebut, akhirnya diputuskan pembukaan Piala Kemerdekaan ditunda satu hari menjadi 2 Agustus 2015.
“Ya, sudah pasti, mundur satu hari,” ujarnya, Sabtu, 25 Agustus 2015. Menurut Fahmi, para peserta turnamen itu harus bersiap mengikuti technical meeting pada 28 Juli 2015 di Jakarta.
Untuk mengikuti Piala Kemerdekaan, Persatu Tuban telah menyiapkan sejumlah pemain andalannya, seperti Wahyu Teguh, Crah Eka Angger, Tofan, dan Sultan Arif. Selain itu, tim pelatih tengah menghubungi sejumlah pemain asal Tuban yang berlaga di Liga Super Indonesia. ”Kita upayakan para pemain asal Tuban yang ikut LSI bisa bergabung,” kata Fahmi.
Sebelumnya, Menteri Pemuda dan Olahraga Imam Nahrawi mengatakan pesimistis turnamen Piala Kemerdekaan bisa diselenggarakan sesuai dengan jadwal. Pada awalnya, kata Menteri Imam, start Piala Kemerdekaan dijadwalkan berlangsung pada 1 Agustus mendatang lantaran persiapan Tim Transisi PSSI dinilai baik.
Namun, tujuh hari menjelang start, ada beberapa hal teknis yang belum rampung, seperti belum diverifikasinya operator turnamen oleh Badan Olahraga Profesional Indonesia (BOPI) dan belum semua klub peserta turnamen memberikan daftar pemain.
"Terus terang saya tidak mematok kickoff harus dilakukan pada 1 Agustus," ujar Menteri Imam di kantor Kementerian Pemuda dan Olahraga, Jumat, 24 Juli 2015.
Turnamen sepak bola tersebut akan digelar selama tiga pekan dengan menggunakan format home tournament, yaitu salah satu tim peserta menjadi tuan rumah pada babak penyisihan. Akan ada uang pertandingan Rp 50 juta per laga.
Uang tersebut bakal bertambah apabila klub mampu lolos ke babak 8 besar, yakni Rp 75 juta per pertandingan, dan semifinal Rp 100 juta per pertandingan. Tim yang menjadi juara akan mendapatkan uang tunai Rp 500 juta. Sedangkan urutan kedua Rp 300 juta.
SUJATMIKO