TEMPO.CO, Jakarta - Delegasi Federasi Internasional Asosiasi Sepak Bola (FIFA) dan Konfederasi Sepak Bola Asia (AFC) telah menyelesaikan agenda kunjungannya ke Indonesia. Selama dua hari, Senin dan Selasa lalu, mereka bertemu berbagai pihak di tanah air, termasuk pengurus Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI), Presiden Republik Indonesia Joko Widodo, serta Menteri Pemuda dan Olahraga Imam Nahrawi. Mereka juga menyerap aspirasi dari Asosiasi Pesepak Bola Profesional Indonesia (APPI), Asosiasi Pemain Sepak Bola Nasional Indonesia (APSNI), PT Liga Indonesia, dan Seksi Wartawan Olahraga (SIWO) PWI. (Baca: Isi Laporan Soal PSSI yang Bikin FIFA Kaget depan Jokowi)
Lalu, bagaimana nasib sepak bola Indonesia setelah kunjungan itu? Belum akan berubah. Setidaknya bila kita melihat beberapa faktor berikut:
1. FIFA lebih membuka diri, tapi tetap berpegang pada statuta
Kedatangan FIFA ke Indonesia, termasuk bertemu dengan Presiden Jokowi, menjadi langkah maju. Mereka mau datang dan mendengar dari semua pihak yang terkait, tak hanya menerima laporan. Namun, dalam berbagai kesempatan, mereka juga menegaskan meski mengerti dengan keprihatinan pemerintah terhadap sepak bola, mereka akan tetap berpegang pada statuta. Mereka juga tetap mengakui PSSI di bawah kepengurusan La Nyalla Matalitti sebagai kepengurusan yang sah meski mereka tak diakui bahkan sudah dibekukan pemerintah. Artinya, kita melihat masih ada jurang antara harapan pemerintah dan sikap pengurus badan sepak bola dunia tersebut.
Baca:
Ini Pernyataan Resmi FIFA Seusai 2 Hari Kunjungi Indonesia
8 Pandangan FIFA Soal Kisruh Sepak Bola Indonesia
2. Sanksi FIFA belum akan dicabut
Utusan FIFA menegaskan sanksi untuk Indonesia baru akan dicabut bila intervensi, berupa pembekuan, oleh pemerintah diakhiri. Mereka juga tak akan mengakui pengurus baru yang prosesnya dipilih oleh pemerintah atau badan yang dibentuknya. Pencabutan sanksi pun baru bisa dilakukan dalam kongres. Yang paling dekat, kongres akan digelar pada Februari tahun depan. Bila tak dicabut di kongres ini maka Indonesia harus menunggu tahun berikutnya. Sejauh ini tak ada tanda-tanda yang mengindikasikan bahwa Kemenpora telah berubah sikap dan mau membatalkan pembekuan PSSI. (Baca: FIFA: Sanksi untuk Indonesia Bisa sampai 4 Tahun)
3. Kerja dan efektivitas Tim Ad Hoc masih jadi pertanyaan
Salah satu hasil penting dari kunjungan FIFA adalah dibentuknya tim Ad Hoc yang melibatkan berbagai pihak, termasuk pemerintah dan PSSI. Tim inilah yang nantinya akan jadi penjembatan antara Indonesia dan FIFA guna mencari solusi. Tapi, masih belum jelas apakah pemerintah mau terlibat di tim ini bila di dalamnya ada pengurus PSSI yang selama ini tak mereka akui. (Baca: PT Liga: Sinergi PSSI-Pemerintah Barang Mahal)
GADI M | NS