TEMPO.CO, Jakarta - Empat hari setelah teror di Paris, Prancis, yang menewaskan lebih dari 130 orang, timnas Prancis memutuskan untuk tetap tampil melawan Inggris dalam laga uji coba di Wembley, London, Selasa besok. Padahal pihak manajemen tim sudah memberi kelonggaran dan mempersilakan para pemain yang merasa tak kuat untuk absen dalam laga nanti.
Di antara para pemain itu, ada dua yang saudaranya terpengaruh langsung teror Paris, Jumat lalu, yakni Lassana Diarra dan Antoine Griezmann. Ketika keduanya bermain dalam uji coba melawan Jerman, Jumat lalu, teror terjadi di seantero Kota Paris. Ledakan bom bunuh diri dan serbuan pria bersenapan membuat lebih dari 130 orang meninggal.
Dalam rangkaian teror itu, Diarra kehilangan sepupunya, Asta Diakité, yang menjadi korban saat menonton pentas musik di Bataclan. Ia tewas bersama 89 orang lainnya. Sedangkan saudari Griezmann, yang menonton pentas musik yang sama, berhasil selamat.
Keduanya sepakat tetap ikut ke London untuk melawan Inggris karena setuju dengan langkah rekan setimnya yang berprinsip “teroris tak akan menang”. Sehari setelah teror terjadi, timnas Prancis bahkan langsung berkumpul di Clairefontaine, dan pada pukul 16.00 langsung melakukan latihan tertutup.
Dalam uji coba nanti, akan ada pengamanan lebih ketat di Wembley. Para penonton diminta datang lebih awal dari biasanya. Para pemain juga sudah berbicara dengan asosiasi sepak bola Inggris (FA) untuk melakukan tribut khusus buat para korban teror Paris.
Para suporter juga akan melakukan aksi serupa. Mereka akan membuat konfigurasi kata La Marseillaise saat lagu kebangsaan Prancis dinyanyikan sebelum laga. Wembley juga akan dihias warna merah, putih, dan biru, yang jadi warna khas timnas Prancis. Sedangkan di luar arena akan dipasang moto Prancis: “Liberté, Egalité, Fraternité”.
GUARDIAN | NURDIN