TEMPO.CO, Jakarta - Nama Lionel Messi dan Cristiano Ronaldo kembali masuk dalam daftar finalis penerima penghargaan pemain terbaik dunia atau Ballon d'Or. Ini adalah ketujuh kalinya mereka bersaing dalam 7 tahun terakhir. Messi mampu memenangkan penghargaan itu empat kali pada 2009, 2010, 2011 dan 2012 sementara Ronaldo menjadi penyandang gelar itu dalam dua tahun terakhir.
Jika melihat data statistik performa individu kedua pemain, Ronaldo memang lebih unggul. Di Liga Spanyol, Ronaldo menyabet gelar Pichichi atau pencetak gol terbanyak dengan 48 gol dalam 35 laga. Jumlah itu lebih banyak dari yang dibuat Messi, 43 gol dalam 38 laga.
Di Liga Champions, Ronaldo dan Messi sama-sama mencetak 10 gol. Tetapi Ronaldo bisa dianggap lebih unggul karena hanya membuatnya dalam 12 laga saja sementara Messi membutuhkan 13 laga. Messi hanya unggul pada kompetisi Piala Spanyol dengan catatan 5 gol dalam 6 laga sementara Ronaldo hanya membukukan 1 gol dalam 2 laga.
Catatan itu mampu membawa Ronaldo mendapatkan penghargaan Sepatu Emas sebagai penyerang paling subur di Eropa. Dia mencatatkan 59 gol sepanjang musim lalu sementara Messi hanya menyarangkan 58 gol.
Statistik musim ini juga menunjukan superioritas Ronaldo diatas Messi. Penyerang asal Portugal itu sudah menyarangkan 9 gol di Liga Spanyol dan 7 gol di Liga Champions. Sementara Messi baru menciptakan 4 gol di Liga Spanyol dan 2 gol di Liga Champions.
Namun, jika melihat pencapaian timnya, Messi jauh lebih unggul ketimbang Ronaldo. Bersama Barcelona, dia mampu memenangkan tiga gelar musim lalu plus juara Piala Super Eropa di awal musim ini. Messi juga mampu membawa Argentina menjadi finalis Copa Amerika meskipun di babak final dikalahkan oleh tuan rumah Cili.
Musim ini, Barcelona juga masih berada di puncak klasemen Liga Spanyol sementara Real Madrid berada di urutan ketiga dengan selisih 6 poin. Dalam pertemuan pertama mereka musim ini, Barcelona juga unggul 4-0 dari Real Madrid meskipun Messi hanya bermain dari bangku cadangan.
Tandemnya dengan Luis Suarez dan Neymar Jr juga menjadikan ketiga penyerang itu sebagai trisula paling maut yang ada di dunia saat ini. Musim lalu mereka mencetak 122 gol di semua laga. Neymar mencetak 39 gol dan Suarez mencetak 25 gol. Dia juga bisa membuat rekannya, Ivan Rakitic, sebagai gelandang yang memiliki daya jelajah paling tinggi musim lalu.
Itulah Messi, dia memiliki daya magis yang menular kepada rekan-rekannya. Dia memberikan lebih dari sekedar finishing touch di depan gawang. Tidak seperti Ronaldo yang ingin selalu "dilayani", Messi bisa membuat rekan-rekannya bermain sama bagusnya dengan dirinya. Neymar bahkan menyatakan bahwa bermain bersama Messi bisa menurunkan ego nya sebagai penyerang. "Kami bermain tanpa ego, itulah kuncinya " begitu ujarnya ketika ditanya soal kunci kesuksesan trio MSN Barcelona musim lalu.
Dia tak segan membagi bola jika melihat rekannya lebih memiliki peluang mencetak gol. Dia juga memiliki visi yang sangat baik dengan umpan-umpan panjang yang kerap dilepaskannya dari lini tengah dan dia juga tak segan turun ke lini tengah membantu para gelandang untuk merebut bola.
Tak salah jika kemudian Messi dianugerahi sebagai pemain terbaik Liga Spanyol mengalahkan Ronaldo Senin kemarin. Sepakbola adalah permainan tim, bukan permainan individual. Pemain terbaik tentu saja layak disematkan kepada pemain yang membuat timnya tampil baik dan menjadi yang terbaik bukan pemain dengan catatan individu terbaik.
Lantas apakah Messi akan kembali mempecundangi Ronaldo? Jawabannya tentu saja tersembunyi dalam hasil voting yang digelar FIFA. Suara 207 kapten tim nasional dan pelatihnya serta para jurnalis sepakbola yang terpilihlah yang menentukannya. Hasil voting itu akan tersaji dalam malam anugerah FIFA 11 Januari 2016 yang layak kita nantikan.
FEBRIYAN
