TEMPO.CO, Sidoarjo - Menteri Pemuda dan Olahraga Imam Nahrawi berharap Liga Santri Nusantara diikuti lebih banyak pondok pesantren. Jika pesantren-pesantren aktif, dia yakin turnamen yang diikuti para santri di bawah umur 17 tersebut akan melahirkan pemain-pemain muda penopang skuad tim nasional.
"Saya ingin 2016 nanti, kita akan kembangkan lagi menjadi 1.000 sampai 1.500. Saat ini hanya diikuti sekitar 200 ponpes (pondok pesantren)," kata Nahrawi pada saat menyaksikan partai final Liga Santri Nusantara di Stadion Gelora Delta Sidoarjo, Ahad, 6 Desember 2015.
Jumlah pesantren sebanyak itu, menurut Imam, bukanlah hal yang mustahil. Sebab, sejarah membuktikan ada ribuan pesantren tersebar di seluruh Nusantara. "Ada potensi besar yang perlu digali dari pesantren."
Liga Santri Nasional untuk pertama kalinya digelar tahun ini untuk menyemarakkan Hari Santri Nasional, yang ditetapkan tiap 22 Oktober. Babak penyisihan liga ini sudah dimulai Agustus lalu.
Di partai final, Pondok Pesantren Nurul Islam Jember tampil menjadi juara setelah mengalahkan Pondok Pesantren Al Asyariah Banten. Kemenangan Ponpes Nurul Iman didapat lewat adu penalti setelah bermain imbang 2-2 (7-6) di waktu normal.
Imam menerangkan, potensi para santri bukan hanya menjadi juru dakwah. Namun di bidang olahraga, mereka mempunyai kesempatan yang sama untuk jadi pemain bola seperti lainnya. "Karenanya, hal itu harus didorong," ujarnya.
Iman Nahrawi berharap, ke depan, turnamen kelompok umur, seperti Liga Santri Nusantara, banyak digelar. "Saya yakin semakin banyak turnamen kelompok umur digelar, semakin banyak harapan untuk mempunyai timnas berlapis," katanya.
NUR HADI