Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Dikalahkan Arema, Surabaya United: Ada Masalah Luar-Dalam

image-gnews
Gelandang Surabaya United, Evan Dimas (kiri) berebut bola dengan pemain Persela Lamongan Radikal Edialis (kanan) saat pertandingan babak penyisihan grup C Piala Jendral Sudirman di stadion Gelora Delta Sidoarjo, Jawa Timur, 27 November 2015. Surabaya United kalahkan Persela Lamongan  dengan skor akhir 4-3 . TEMPO/Aris Novia Hidayat
Gelandang Surabaya United, Evan Dimas (kiri) berebut bola dengan pemain Persela Lamongan Radikal Edialis (kanan) saat pertandingan babak penyisihan grup C Piala Jendral Sudirman di stadion Gelora Delta Sidoarjo, Jawa Timur, 27 November 2015. Surabaya United kalahkan Persela Lamongan dengan skor akhir 4-3 . TEMPO/Aris Novia Hidayat
Iklan

TEMPO.CO, Yogyakarta - Pelatih Surabaya United, Ibnu Grahan, tak menyalahkan anak asuhnya yang kalah telak dengan skor 1-3 dalam laga penyisihan Piala Jenderal Sudirman (Piala Sudirman) melawan Arema Cronus di Stadion Maguwoharjo, Yogyakarta, Sabtu malam, 19 Desember 2015.

"Kami mengapresiasi pemain yang rata-rata masih U-19 itu. Mereka mampu bertahan dengan bermain imbang saat babak pertama dan membalas satu gol saat babak kedua," ujar Ibnu usai pertandingan.

Ibnu mengakui, Surabaya yang didominasi pemain muda butuh pengalaman lebih banyak untuk menjamu tim macam Arema. "Ini jadi pelajaran penting, di tengah kepungan masalah luar dalam tim, kami tetap bisa tampil percaya diri meski belum maksimal," ujar Ibnu.

Kepungan masalah yang dimaksud Ibnu terjadi sejak di luar stadion hingga saat pertandingan. Kabar tewasnya dua pendukung Arema dalam bentrok dengan pendukung Surabaya, Bonek, pagi hari di Sragen sebelum pertandingan berimbas pada pemain Surabaya.

"Kami datang ke stadion dengan kondisi bus remuk dilempari pendukung mereka. Pemain dan official sangat khawatir," ujar Ibnu.

Pantauan Tempo, kedatangan tim Surabaya memang lebih mendapat pengawalan ketat aparat TNI. Bus yang membawa mereka bagian kaca depannya pecah. Informasi dari sejumlah petugas, kaca bus tim Surabaya pecah akibat lemparan batu meski tak ada pemain terluka. Dalam laga itu, Surabaya United bermain tanpa dukungan suporternya. Seluruh tribun stadion dibirukan Aremania.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

"Kami sudah wanti-wanti sebelum pertandingan. Jika ada kericuhan, kami akan langsung tarik pemain. Jadi, selama pertandingan, pemain dibebani rasa khawatir," ujar Ibnu.

Ibnu menambahkan, masalah lain yang muncul adalah masih awamnya sejumlah official saat mengawal pemain. Saat babak kedua, pemain tengah Surabaya, Hardianto, tiba-tiba keluar lapangan karena mengeluh sakit di menit 70. Namun dia tidak segera diganti pemain lain. "Official tidak sigap karena memang masih kurang pengalaman," ujarnya.

Ibnu pun menuturkan, timnya tak tutup mata dengan musibah yang menimpa dua suporter Aremania yang tewas setelah bentrok dengan bonek di Sragen. "Semua pemain pasang pita hitam di lengan tanda duka cita. Kami berharap pada warga Surabaya yang cinta timnya, tidak ada lagi peristiwa seperti ini," ujar Ibnu.

Kekalahan Surabaya United diakui pula oleh Ibnu akibat dicoretnya sejumlah pemain inti oleh manajemen. Para pemain itu dicoret setelah diduga terlibat suap. Sejumlah pemain pilar Surabaya United itu antara lain Otavio Duttra, Pedro Javier, dan Jandri Pitoy.

PRIBADI WICAKSONO

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Tak Hanya Malioboro, Tiga Kampung Wisata di Yogyakarta Ini juga Dilirik Wisatawan saat Libur Lebaran

1 hari lalu

Kampung Wisata Purbayan Kotagede Yogyakarta. Dok. Istimewa
Tak Hanya Malioboro, Tiga Kampung Wisata di Yogyakarta Ini juga Dilirik Wisatawan saat Libur Lebaran

Tiga kampung wisata di Kota Yogyakarta ini paling banyak didatangi karena namanya sudah populer dan mendapat sederet penghargaan.


Mengintip Wahana Baru di Taman Pintar Yogyakarta saat Libur Lebaran

13 hari lalu

Alat Peraga Manual Pump di Kampung Kerajinan Taman Pintar Yogyakarta. (Dok. Istimewa)
Mengintip Wahana Baru di Taman Pintar Yogyakarta saat Libur Lebaran

Dua alat peraga baru di Taman Pintar Yogyakarta di antaranya multimedia berupa Videobooth 360 derajat dan Peraga Manual Pump.


Viral Karcis Parkir Resmi Ditempeli Tambahan Biaya Titip Helm, Dishub Kota Yogyakarta Bakal Bertindak

16 hari lalu

Karcis parkir yang diberi tempelan jasa titip helm di Kota Yogyakarta. (Dok: media sosial)
Viral Karcis Parkir Resmi Ditempeli Tambahan Biaya Titip Helm, Dishub Kota Yogyakarta Bakal Bertindak

Dalam foto yang beredar, terdapat tambahan karcis tidak resmi untuk penitipan helm yang membuat tarif parkir di Yogyakarta membengkak.


BMKG Yogyakarta Keluarkan Peringatan Cuaca Ekstrem, Wisatawan Perlu Waspada saat ke Pantai

37 hari lalu

Wisatawan mengunjungi objek wisata Pantai Parangkusumo di Bantul, DI Yogyakarta, Jumat 1 Januari 2021. Pascapenutupan kawasan wisata pantai selatan Yogyakarta pada malam pergantian tahun baru, pengunjung memadati kawasan tersebut untuk menghabiskan libur tahun baru meskipun kasus COVID-19 di Yogyakarta terus meningkat. ANTARA FOTO/Hendra Nurdiyansyah
BMKG Yogyakarta Keluarkan Peringatan Cuaca Ekstrem, Wisatawan Perlu Waspada saat ke Pantai

Seorang wisatawan asing asal Hungaria juga dilaporkan sempat terseret ombak tinggi saat sedang melancong di Pantai Ngandong, Gunungkidul, Yogyakarta.


Yogyakarta Tutup TPA Piyungan, Bagaimana Pengelolaan Sampah Destinasi Wisata Itu di Masa Depan?

42 hari lalu

Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta secara simbolik melakukan penutupan TPA Piyungan pada awal Maret 2024. TPA Piyungan selama ini menampung sampah dari Kota Yogyakarta, Kabupaten Sleman dan Bantul. (Dok. Istimewa)
Yogyakarta Tutup TPA Piyungan, Bagaimana Pengelolaan Sampah Destinasi Wisata Itu di Masa Depan?

Penutupan TPA Piyungan diharapkan bakal menjadi tonggak perubahan dalam pengelolaan sampah di Yogyakarta.


Sokong Wisata Berkualitas, Yogyakarta Bentuk Ekosistem Kota Kreatif

44 hari lalu

Sejumlah karya industri kreatif dipamerkan di Pusat Desain Industri Nasional (PDIN) di Yogyakarta.  (Dok. Istimewa)
Sokong Wisata Berkualitas, Yogyakarta Bentuk Ekosistem Kota Kreatif

Yogyakarta memiliki unsur 5K yaitu Kota, Korporasi, Komunitas, Kampung dan Kampus, yang jadi modal mewujudkan Yogyakarta sebagai Kota Kreatif.


Bersama Baznas, Berkolaborasi Menghimpun Potensi Zakat

49 hari lalu

Bersama Baznas, Berkolaborasi Menghimpun Potensi Zakat

Baznas hingga saat ini telah melakukan kolaborasi penuh dengan Lembaga Amil Zakat


Mengenal Tradisi Selasa Wagen, Hari Saat Pedagang Malioboro Beristirahat dan Bersih Bersih

52 hari lalu

Tradisi Selasa Wagen yang meliburkan para pedagang di kawasan Malioboro Yogyakarta untuk bersih bersih kawasan kembali digelar Selasa (27/2). (Dok. Istimewa)
Mengenal Tradisi Selasa Wagen, Hari Saat Pedagang Malioboro Beristirahat dan Bersih Bersih

Selasa Wagen di kawasan Malioboro berlangsung setiap 35 hari sekali merujuk hari pasaran kalender Jawa.


Jurus Yogya Lestarikan Aksara Jawa, Gelar Sekolah Khusus di Seluruh Kampung

57 hari lalu

Salah satu peserta saat mengikuti pembelajaran pawiyatan aksara Jawa di Kota Yogyakarta. (Dok. Istimewa)
Jurus Yogya Lestarikan Aksara Jawa, Gelar Sekolah Khusus di Seluruh Kampung

Pawiyatan aksara Jawa ini digelar serentak di 30 kampung mulai 20 Februari hingga 5 Maret 2024 di Kota Yogyakarta.


Gratis, Tour de Kotabaru Ajak Wisatawan Lari Santai Lintasi Heritage Yogyakarta Pekan Ini

19 Februari 2024

Lokasi Boulevard Kotabaru yang memanjang di tengah Jalan Suroto itu berada di kawasan heritage Kotabaru, Yogyakarta. Tempo/Pino Agustin Rudiana
Gratis, Tour de Kotabaru Ajak Wisatawan Lari Santai Lintasi Heritage Yogyakarta Pekan Ini

Kotabaru di masa silam merupakan permukiman premium Belanda yang dibangun Raja Keraton Yogyakarta Sri Sultan Hamengku Buwono VII sekitar 1877-1921.