TEMPO.CO, Jakarta - PT Liga Indonesia bersama semua klub serius menggulirkan turnamen jangka panjang sebagai pengganti Indonesia Super League pada 2016. Direktur PT Liga Indonesia Joko Driyono mengatakan turnamen tidak resmi ini sebagai respons atas pembekuan PSSI oleh FIFA yang hingga kini belum dicabut.
"Pekan pertama Januari 2016 merupakan finalisasi tahap akhir perencanaan. Turnamen jangka panjang ini sebagai pengganti kompetisi yang belum bisa digelar," kata Joko.
Ia menjelaskan, setelah menyelesaikan tahap akhir, pihaknya menggelar rapat bersama semua klub untuk membahas lebih jauh tentang rencana pelaksanaan turnamen tersebut.
Adapun turnamen ini rencananya diikuti 18 tim, baik yang berasal dari kompetisi Indonesia Super League maupun dari Divisi Utama. Pihaknya juga berharap rapat tersebut berjalan lancar serta mendapatkan kesepakatan bersama untuk kebaikan klub dan persepakbolaan nasional.
Direktur PSM Makassar Sumirlan menyatakan baik PSM maupun klub lain memang berupaya melaksanakan kompetisi atau turnamen jangka panjang.
"Turnamen yang bakal digagas PT Liga itu rencananya digelar sekitar Maret 2016. Sebelum itu, kami bersama klub lain akan lebih dulu melakukan pertemuan untuk membahas masalah ini," ucap Sumirlan.
Dengan rencana digulirkannya turnamen jangka panjang itu, manajemen belum menentukan sikap terkait dengan undangan mengikuti turnamen Marahalim Cup dan Piala Gubernur Kalimantan Timur yang direncanakan dimulai Februari 2016.
Sumirlan juga mengaku masih menunggu instruksi Komisaris PT Pagolona Sulawesi Mandiri (PSM) sebelum memastikan ambil bagian atau tidak dalam dua ajang tersebut.
"Kami memang sudah mendapatkan undangan resminya dari panitia penyelenggara. Namun soal apakah kita ikut atau tidak masih menunggu restu komisaris," ujar Sumirlan.
Ia menuturkan pihaknya saat ini memang lebih berfokus mengikuti kompetisi Liga Indonesia pada tahun depan. Pihaknya juga optimistis Liga Indonesia musim depan bisa terlaksana melihat komitmen sejumlah klub.
Menurut dia, PSM Makassar saat ini lebih memprioritaskan mengikuti kompetisi dibanding turnamen. Sebab, turnamen yang selama ini diikuti justru dinilai hanya bersifat sementara serta membuat pemain merasa jenuh.
"Kami tetap percaya kompetisi pada 2016 bisa dilaksanakan. Kami juga akan terus berjuang agar bisa diselenggarakan," kata Sumirlan.
ANTARA