TEMPO.CO, Makassar - Badan Olahraga Profesional Indonesia (BOPI) mendukung rencana 18 klub mengikuti turnamen Liga Super Indonesia pada Maret- Oktober 2016. Namun, BOPI menegaskan semua klub peserta dan PT Liga Indonesia sendiri harus lolos verifikasi data terlebih dahulu.
"Lebih bagus kalau kita juga dilibatkan untuk verifikasi klub dan pemain yang ikut dalam turnamen ini. Supaya kita bisa berikan izin keramaian," kata Ketua BOPI, Noor Aman, di Cafe Black Canyon, Jalan Pattimura Makassar, Senin 28 Desember 2015.
Noor menjelaskan bahwa persyaratan klub untuk mengikuti Liga Super antara lain: menyetor laporan keuangan, memiliki Nomor Pokok Wajib Pajak dan menyertakan surat keterangan kerja untuk semua pemain asing. "Surat izin kerja itu seperti warga Indonesia yang bekerja diluar negeri," ucap Noor. Sedangkan, sebagai penyelenggara, Noor mendesak PT Liga bersikap transparan soal kondisi keuangan yang dimilikinya.
Sebelum memberikan izin, BOPI akan menguji kelayakan penyelenggara secara profesional dan pemain asing yang layak atau tidak memperkuat klub itu. "Jadi kita yang akan mengeluarkan rekomendasi, kalau tidak ada ya tidak bisa main. Karena klub harus memiliki legalitas dan itu juga ada di FIFA," kata Noor.
Menurut Noor Aman, Direktur PT Liga, Joko Driyono, sudah meminta waktu untuk menemui BOPI dan membahas segala persyaratan terkait penyelenggaraan kompetisi. Noor memastikan BOPI akan memberikan izin kepolisian hanya jika semua klub lolos verifikasi data. "Undang saja semua klub, kita hargai kok, lalu diverifikasi data," tutur Noor Aman.
Noor mengaku gembira jika Liga Super Indonesia bergulir kembali setelah turnamen Piala Presiden dan Piala Jenderal Sudirman berakhir. BOPI menjamin tidak akan mempersulit penerbitan izin kepolisian. "Niat kami baik kok, supaya tidak ada lagi pemain yang gajinya ditunggak. Itu alasan utama kami lakukan verifikasi," ujar Noor.
Direktur PSM Makassar, Sumirlan, mengapresiasi dukungan BOPI untuk bergulir kembalinya Liga Indonesia. Untuk itu, lanjut dia, pihaknya bakal mengundang BOPI saat rapat pembahasan turnamen ini bersama klub dan PT Liga di Jakarta pada 15 Januari 2016. "Harus kita undang BOPI, karena turnamen tidak bisa bergulir kalau tidak ada rekomendasinya," ucap Sumirlan.
DIDIT HARIYADI