TEMPO.CO, Bandung - Setelah tersingkir dari turnamen Piala Jenderal Sudirman, Persib Bandung banyak ditinggalkan pemainnya. Mereka di antaranya, Ilija Spasoevic, Makan Konate, Ahmad Juprianto dan terakhir Dedi Kusnandar. Mereka memilih hengkang karena tidak adanya kejelasan kompetisi sepak bola di tanah air bergulir kembali.
"Itu kepitusan yang tepat karena mereka lebih memikirkan masa depan, seperti contohnya Dedi, terus Konate, yang merupakan pemain muda yang masih mempunyai banyak waktu. Keputusan mereka untuk trial di Malaysia ataupun di luar Indonesia tepat," ujar kapten tim Persib, Atep Rizal saat dihubungi Tempo, Rabu, 30 Desember 2015.
Kompetisi di Indonesia hingga saat ini masih belum jelas arah juntrungannya. Akibat perseteruan antara Kementrian Pemuda dan Olah Raga dengan Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) maka akhirnya Liga Indonesia dihentikan dan sepak bola kita kena sanksi federasi sepak bola Internasional (FIFA) pada akhir Mei 2015 lalu.
Menurut Atep, sebetulnya berat bagi rekan-rekannya untuk meninggalkan Persib dan mengadu nasib di negara tetangga Malaysia. Namun, Atep memahami kepergian mereka dipicu kondisi pesepakbola di Indonesia saat ini.
"Saya yakin hati kecil mereka juga berat untuk meninggalkan tanah air karena kita tahu mereka sudah betah di tanah air, tapi itu tadi gara-gara kompetisi tidak ada, daripada kita terus menerus ikut turnamen yang otomatis tidak menjamin masa depan, tentu itu sangat merugikan para pemain," kata dia.
Hal senada diungkapkan pemain Persib lainnya, Tantan. Menurut dia, hengkangnya beberapa pemain merupakan hal yang wajar dan tidak perlu terlalu diambil pusing."Sebagai pemain profesional itu sudah biasa ada pemain yang pergi dan datang itu wajar lah, tapi kalau Tantan belum kepikiran untuk pergi dari Persib," katanya.
Pelatih Persib Bandung Djadjang Nurdjaman mengatakan fenomena hengkangnya beberapa anak asuhnya merupakan hal wajar melihat kondisi seperti saat ini. Meskipun hengkang Djanur--sapaan akrab Djadjang, tetap kagum terhadap anak asuhnya yang hengkang lantaran loyalitas mereka bagi skuad berjuluk Maung Bandung tetap besar.
"Kalau masalah loyal saya acungkan jempol, mereka kan kemarin waktu Piala Presiden aja tidak di kontrak tapi mereka betul-betul hanya mengandalkan loyalitas yang tinggi sehingga mereka berjuang mati-matian dan akhirnya meraih prestasi juara, itu kan bukti kalau mereka loyal," katanya. "Tapi pertanyaannya sejauh mana kan, pasti ada batasnya karena memang mereka butuh materil untuk hidup,"
AMINUDIN A.S.