TEMPO.CO, Malang - Suporter Arema Cronus membentangkan bendera merah putih raksasa sebelum laga leg kedua semifinal turnamen Piala Jenderal Sudirman antara tuan rumah dan Mitra Kukar dilangsungkan di Stadion Kanjuruhan, Kepanjen, Kabupaten Malang, pada Minggu malam, 17 Januari 2016.
Kick-off pertandingan dimulai pukul 19.30 WIB. Pertandingan dipimpin wasit Doddy S. Permana.
Menurut Ketua Panitia Pelaksana Pertandingan Arema Cronus Abdul Haris, bendera tersebut berukuran 110 meter x 36 meter, yang nyaris menutupi seluruh lapangan. Pembentangan bendera raksasa itu melibatkan 600 Aremania dan 200 anggota Tentara Nasional Indonesia.
Menurut Haris, pembentangan bendera merah putih raksasa merupakan pengganti rencana sebelumnya, yakni menyalakan lilin oleh ribuan Aremania untuk penghormatan atas tewasnya dua Aremania di Sragen, Jawa Tengah, 19 Desember 2015, akibat serangan suporter Surabaya United.
“Namun belakangan rencananya diubah karena dikhawatirkan bisa mengurangi semangat pemain. Yang dibutuhkan saat ini adalah semangat untuk menang sehingga penyalaan lilin dibatalkan,” kata Haris.
Baca Juga:
Juru Bicara Arema Cronus Sudarmaji menambahkan, ide pembentangan bendera merah putih raksasa murni berasal dari Aremania. Bendera dibuat di Jakarta. Teknisnya, saat nama para pemain kedua tim dibacakan dan dilanjutkan dengan lagu kebangsaanIndonesia Raya dinyanyikan, bendera merah putih digabungkan dengan sebuah koreografi. Di bagian bawah bendera dibentangkan bendera biru sebagai alas agar bendera merah putih tidak menyentuh rumput stadion.
Bendera itu tidak hanya dikibarkan di leg kedua semifinal, tapi juga akan dibentangkan di Stadion Utama Gelora Bung Karno apabila Singo Edan mampu mengalahkan Mitra Kukar dan otomatis lolos ke final di Jakarta.
Di babak final sudah menunggu Semen Padang yang pada Sabtu kemarin sukses mengalahkan Pusamania Borneo FC lewat adu penalti setelah meraih hasil dileg pertama dan kedua dengan agregat gol 2-2. Babak final dijadwalkan diselenggarakan pada Minggu, 24 Januari nanti.
ABDI PURMONO