TEMPO.CO, Malang - Manajemen Arema Cronus resmi menunjuk Milomir Seslija alias Milo sebagai pelatih kepala menggantikan Joko Susilo untuk satu tahun ke depan.
Milo sebelumnya pelatih Arema Indonesia versi Liga Prima Indonesia (LPI). Selain itu, dia juga pernah menjadi direktur teknik Barito Putera. Dengan pengalamannya menangani dua klub di Indonesia, dia diharapkan mampu mementaskan Singo Edan di puncak prestasi Indonesia Super Competition.
Manajer Umum Arema Cronus Ruddy Widodo, mengatakan setelah mendapatkan pelatih baru, Joko kembali ke posisi aslinya yaitu asisten pelatih. Milo selanjutnya akan mempunyai peran sama dengan almarhum Suharno - pelatih kepala Arema sebelumnya.
Dalam menjalankan tugasnya, Mio akan mendapat dukungan teknis dan pertimbangan strategi dari Joko sehingga diharapkan kapasitas kepelatihan Joko pun makin bertambah. Joko juga akan diberi kesempatan untuk menimba ilmu dan wawasan kepelatihan di Consodole Sapporo, kontestan kompetisi kasta kedua Liga Jepang.
Menurut Ruddy, peluang bagi Joko terbuka lebar untuk belajar di Jepang. Sebab, Arema dan Sapporo menjalin kerja sama sejak 2014.
“Pak Gethuk (panggilan akrab Joko Susilo) sendiri yang mempunyai keinginan belajar ke Jepang dan kami izinkan demi masa karier kepelatihannya," ujar Ruddy.
Menurut Ruddy, Joko rencananya berangkat ke Sapporo pada April mendatang, bersamaan dengan dimulainya musim semi di Negeri Sakura. Semula, keberangkatannya dijadwalkan Februari tetapi batal lantaran di Jepang masih musim dingin. Sebelumnya, keberangkatan Joko ke Jepang masih belum dipastikan karena Arema belum mendapatkan pelatih kepala yang baru.
Manajemen Arema tak bisa memastikan berapa lama Joko di Sapporo. Manajemen, kata Ruddy, memberi kebebasan kepadanya untuk menggali ilmu dan wawasan kepelatihan sepuas-puasnya sesuai program yang telah disusun Sapporo.
Joko juga diharapkan bisa mengambil lisensi kepelatihan A AFC (Konfederasi Sepak Bola Asia). Tujuannya agar bekas penyerang Arema Malang itu diperbolehkan menjadi pelatih klub yang berlaga di kompetisi tertinggi dalam negeri.
“Kalau di sini kan belum bisa karena PSSI dibekukan. Kalau di sana tidak masalah. Bagaimana pun, kami menginginkan Pak Gethuk menjadi pelatih yang semakin hebat, terutama dari segi taktik dan strategi, serta kepemimpinan,” ujar Ruddy.
Joko Susilo mengaku senang diberi kesempatan belajar kepelatihan sepak bola di Jepang. Ia sudah sangat lama mengidamkan itu. Ia bahkan telah menyampaikan keinginannya itu kepada manajemen sebelum turnamen Piala Presiden digelar.
“Alhamdulillah, saya saat ini persiapan untuk berangkat. Semuanya masih diurus Pak Fuad (Ardiansyah, Manajer Hubungan Internasional Arema Cronus). Saya ditugasi belajar ke sana, maka saya akan melaksanakannya sungguh-sungguh,” ujar pelatih kelahiran Cepu, Jawa Tengah, 45 tahun itu.
ABDI PURMONO