TEMPO.CO, Malang - Rencana pemerintah mencabut sanksi pembekuan Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia diapresiasi kubu Arema Indonesia sebagai langkah bijak demi kemajuan sepak bola Indonesia.
Namun manajemen Arema Indonesia sangat mengharapkan konsistensi pemerintah yang diwakili Kementerian Pemuda dan Olahraga untuk mengingatkan PSSI agar sepenuhnya mematuhi statuta FIFA apabila nantinya sanksi dicabut dan PSSI diperbolehkan kembali menggelar kompetisi kasta tertinggi, entah itu Liga Super Indonesia maupun kompetisi baru bernama Kompetisi Super Indonesia alias Indonesia Super Competition.
Direktur Operasional Arema Indonesia Haris Fambudy mengatakan, Arema Indonesia mendukung rencana pelaksanaan Kongres Luar Biasa (KLB) PSSI karena rencana KLB telah memenuhi ketentuan statuta FIFA.
“Kami menanti KLB yang akan dilakukan berdasarkan statuta FIFA. Bila PSSI nanti sepenuhnya mematuhi statuta FIFA, maka kami bisa kembali berkompetisi. Itu saja, karena kami berkeyakinan ini semua balik ke statuta," kata Haris di kediaman pendiri Arema Malang, Lucky Adrianda Zainal (almarhum), pada Kamis petang, 25 Febuari 2016.
Haris juga mengharapkan Badan Olahraga Profesional Indonesia atau BOPI untuk tetap konsisten dan serius memverifikasi tim-tim peserta LSI atau ISC, terutama verifikasi lisensi atau legalitas dan keuangan klub. Jangan sampai BOPI meloloskan klub yang legalitasnya masih bermasalah dan masih menunggak gaji pemain.
“Jika semua itu sudah diselesaikan, baru kami persiapkan tim secara matang. Saat ini tim sudah ada, tapi saat ini kami masih berkonsentrasi mencari sponsor,” ujar Haris.
Jamak diketahui, gara-gara dualisme kepengurusan PSSI yang merembet ke sejumlah klub, Arema Indonesia gagal mengikuti kompetisi LSI yang diadakan PT Liga Indonesia setelah sebelumnya pada 2011 mengikuti kompetisi Liga Prima Indonesia yang dihelat PT Liga Prima Indonesia Sportindo.
ABDI PURMONO