TEMPO.CO, Samarinda - Laga perdana turnamen Piala Gubernur Kalimantan Timur mempertemukan Pusamania Borneo FC (PBFC) menjamu Persela Lamongan. Kedua tim bermain imbang 0-0.
Hasil akhir ini tentu merugikan tim tuan rumah, PBFC yang tampil dihadapan pendukungnya. Pusamania Borneo harus puas berbagi angka. Padahal pasukan Pesut Etam mematok meraih poin penuh agar langkah selanjutnya bisa lebih mudah.
Pertandingan yang digelar di Stadion Utama Kalimantan Timur di Palaran, Samarinda dipimpin wasit Toriq Al Katiri itu berjalan normal. Sejak babak pertama berjalan, kedua kesebelasan bermain sangat hati-hati. Persela Lamongan sebagai tamu lebih memilih strategi bertahan dan membangun serangan balik.
Tak ingin kecolongan di menit-menit awal, Persela selalu menjaga permainan di lapangan sendiri. Sepanjang 10 menit babak pertama nyaris tak ada peluang tercipta.
Persela Lamongan membuka peluang pertama melalui tendangan kaki kiri Herman Dzumafo di menit ke-15. Tapi sayang terndangan pemain asal Kamerun ini masih membentur tiang gawang PBFC yang dijaga Yoo Jae-hoon.
PBFC membalas dengan serangan melalui sayap kiri yang dibangun Rizky Pora dan Faturrahman. Terjadi kemelut di depan gawang Choirul Huda, Rizky Pora yang mendapat peluang hanya bisa menanduk pelan bola kearah gawang dan dengan mudah ditangkap Choirul Huda.
Laskar Joko Tingkir kembali membangun serangan dan menciptakan peluang jelang babak pertama berakhir. Pada menit 42, lagi-lagi Dzumafo tak bisa mengkonversi peluang menjadi gol. Sontekannya di depan gawang Jae-hoon masih melayang jauh diatas mistar gawang. Babak pertama berakhir imbang tanpa gol.
Babak kedua, berlangsung tak jauh berbeda dengan babak pertama. Belum ada perubahan skuad, kedua kesebelasan masih bermain dengan tempo lambat. Persela Lamongan yang bermain menunggu di pertahanan sendiri justru lebih dulu mengancam.
Persela mengejutkan pertahanan PBFC setelah berhasil mencetak gol di menit 54. Tapi sayang, gol tersebut dianulir. Wasit garis menilai pemain Persela lebih dulu dalam posisi off side.
PBFC yang tak ingin tumbang di kandang, terus memborbardir pertahanan Persela Lamongan. Menit 77, Sultan Samma yang masuk menggantikan Faturrahman menggebrak dengan sontekan kaki kirinya. Tapi lagi-lagi kesempatan emas ini tak bisa mengubah keadaan setelah tembakan eks Bali United ini membentur tiang gawang. Hingga laga usai, skor kacamatan tak berubah.
Pelatih PBFC, Basri Badusalam kecewa dengan hasil imbang tanpa gol itu. Dia menilai permainan anak asuhanya sudah maksimal dengan menguasai pertandingan khususnya di babak pertama. Tapi, Basri mengaku kesulitan lantaran Persela memilih bertahan di 45 menit pertama.
"Persela main bertahan, mereka parkir bus. Kami kesulitan menembus karena banyaknya pemain yang ada di barisan pertahanan," kata Basri Badusalam usai laga, Sabtu, 27 Februari 2016.
Soal gol off side dari Persela di babak kedua, Basri mengaku memang ada kesalahan di barisan pertahanan tapi beruntung para pemain bertahan cerdik sehingga posisi pemain Persela dalam posisi off side.
Berbeda dengan Pelatih Persela Lamongan, Stefan Hannson yang mengaku puas dengan hasil imbang di debut pertamanya bersama Persela Lamongan. Hanson lebih menilik kepada keputusan wasit yang dianggapnya banyak merugikan timnya.
Terlebih soal gol yang dianulir, Hannson mengaku sangat menghargai keputusan wasit. "Saya percaya wasit, tapi bisa iya bisa tidak," kata Hannson.
Ia mengaku ada sedikit kecewa dengan kepemimpinan Toriq Al Katiri terlebih soal tambahan waktu jelang habis masa pertandingan.
FIRMAN HIDAYAT