TEMPO.CO, Jakarta - Zaman memang sudah berubah. Pun dengan yang dialami Manchester United. Mereka bukan lagi jagoan di Liga Primer, apalagi di kompetisi tingkat Eropa. Di kejuaraan Piala FA saja mereka keteteran. Ahad lalu, mereka beruntung bisa menahan West Ham United. Gol Anthony Martial menyelamatkan mereka dari kekalahan.
“Gol Martial saya kira mengangkat mental kami,” kata Chris Smalling, bek tengah United. “Tertinggal 0-1, semuanya sepertinya terasa berat. Kami harus bangkit untuk menunjukkan perlawanan dan menekan lawan.”
Hasil yang tidak bagus, sebenarnya. Mereka masih harus menjalani laga ulangan. Namun, seperti kata Smalling, gol yang dibuat pemain berusia 20 tahun itu menjadi satu yang bisa meningkatkan kepercayaan diri para pemain United, termasuk saat menghadapi Liverpool di leg kedua Liga Europa, Jumat dinihari nanti. Smalling pun menyebutnya sebagai pekerjaan yang sulit.
Tidak mudah, tentu saja. Dalam pertandingan sebelumnya, di Anfield, pekan lalu, mereka kalah telak dengan dua gol. Mereka terbilang beruntung. Kalau saja kiper David De Gea tidak tampil cemerlang, mereka bisa kebobolan lebih banyak gol.
Sekalipun bermain di Old Trafford, mencetak tiga gol dan tanpa kebobolan bukanlah pekerjaan mudah. Anak kecil pun tahu soal itu.
“Namun tidak ada yang mustahil. Saya kira nanti kami harus bermain seperti di babak kedua saat melawan West Ham, dan memulai pertandingan dengan lebih baik,” kata Smalling lagi.
Di lini depan, tentu saja, harapan itu digantungkan kepada para pemain muda, seperti Jesse Lingard, Marcus Rashford, dan Anthony Martial. Nah, mampukah Martial mengulangi kehebatannya?
Juergen Klopp tentu tak mau buang-buang peluang. Alih-alih membuat benteng pertahanan lebih kukuh, stok penyerangnya justru berlimpah.
Ada Daniel Sturridge, yang mencetak gol penalti pada laga pertama, serta Roberto Firmino dan Philippe Coutinho, yang siap ditampilkan.
Jangan lupa juga, dibanding tuan rumah yang menjalani laga di Piala FA, kondisi mereka lebih fresh. Ahad lalu Liverpool libur dari pertandingan.
Artinya, semua pemain United, termasuk Anthony Martial, harus bekerja keras dengan beban untuk menang yang menggelendot di pundak mereka. Sekali lagi, bukan pekerjaan mudah.
“Dia (Martial) memang pemain bagus. Namun semestinya, dengan kondisi seperti itu, dia belum saatnya menjadi pemain pilihan pertama pelatih. Di masa lalu, dia masih menjadi pilihan kedua atau ketiga untuk diturunkan,” kata bekas pemain United, Paul Scholes.
Scholes barangkali lupa. Manchester United tidak lagi berada dalam kondisi seperti saat dia masih bermain. Zaman memang sudah berubah.
IRISHEXAMINER | MANCHESTER EVENING NEWS | IRFAN