TEMPO.CO, Jakarta - Draf surat untuk dikirimkan ke Federasi Sepak Bola Internasional sudah selesai disusun. Tetapi Kementerian Pemuda dan Olahraga tak ingin terburu-buru mengirimkannya. Mereka masih ingin menggodok lagi isi surat tersebut.
Kepala Komunikasi Publik Kemenpora, Gatot S. Dewa Broto, mengatakan sebelum Menteri Pemuda dan Olahraga Imam Nahrawi bersama rombongannya berangkat ke Australia untuk memberi dukungan kepada pembalap Formula 1 Rio Haryanto melakoni debut perdananya sekaligus berkunjung ke Universitas Victory untuk menimba ilmu Sport Sciene, penyusunan draf sudah beres.
"Draf suratnya sudah (beres) sebelum kami pergi, dan sudah saya sounding ke Pak Menteri. Tetapi di-hold dulu karena ada pertimbangan lain, bukan karena Rio," ujar Gatot dari Australia saat dihubungi via WhatsApp, Senin, 21 Maret 2016.
FIFA meminta Pemerintah Indonesia memberikan penjelasan mengenai penyelesaian masalah Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) secara rinci. Badan sepak bola dunia itu menginginkan agar penjelasan itu dikirim sebelum utusan resmi dari Indonesia bertemu dengan Presiden FIFA terpilih Gianni Infantino untuk membahas soal persoalan PSSI. Permintaan itu disampaikan FIFA melalui balasan suratnya kepada Menpora pada 11 Maret lalu.
"Secara prinsip kami menyambut baik inisiatif tersebut dan menantikan kelanjutan kemitraan yang bermanfaat dengan Presien RI dan juga dengan PSSI," kata Petugas Pelaksana Sekretaris Jenderal FIFA, Markus Kattner, dalam surat FIFA tersebut.
"Kami dengan penuh kerendahan hati ingin meminta, sebelum adanya pertemuan yang dimaksud, supaya Anda berkenan memberikan gambaran rinci kepada kami tentang solusi yang ada dalam benak Anda untuk mengatasi persoalan yang dihadapi PSSI saat ini," kata Kattner.
Menteri Imam mengirimkan surat kepada FIFA pada 1 Maret lalu. Salah satu poin penting yang disampaikan dalam surat itu adalah Presiden Republik Indonesia Joko Widodo berkeinginan mengirim utusan resmi ke markas FIFA di Zurich, Swiss, untuk bertemu dengan Infantino yang menjadi pengganti Sepp Blatter, guna membahas mengenai kelanjutan nasib Indonesia yang masih terkena sanksi FIFA berupa larangan tampil di pertandingan internasional.
Sanksi FIFA itu diberikan karena pemerintah Indonesia dianggap ikut campur terlalu dalam terhadap urusan sepak bola. Salah satu indikasinya, Menpora mengeluarkan Surat Keputusan Pembekuan PSSI tertanggal 17 April 2015.
Gatot menambahkan Kemenpora tidak akan buru-buru mengirimkan surat itu. Ketika ditanya alasannya, ia menjawab, "Sekedar mencari waktu yang tepat saja."
Menpora sebelumnya memasang target pada pertengahan April, utusan dari pemerintah Indonesia bisa bertemu dengan Presiden FIFA. Menurut dia, poin-poin yang akan disampaikan adalah pemerintah ingin mengembangkan sepak bola di Indonesia yang sudah masuk ke ranah industri. Selain itu, ia menekankan dalam pengembangannya tetap akan memperhatikan soal prestasi.
Persoalan PSSI masih terus berlanjut. Menpora masih menunggu putusan Mahkamah Agung yang menolak kasasi soal SK Pembekuan PSSI pada 7 Maret lalu. Kemenpora sudah berusaha mendatangi kantor MA tetapi mereka baru bisa menyerahkan putusan itu pekan depan.
Nantinya, Kemenpora akan mempelajari lebih dulu putusan MA itu sebelum mengambil langkah kemungkinan mencabut sanksi pembekuan tersebut. Apalagi, menurut keterangan Ketua Komite Ad Hoc Reformasi PSSI, Agum Gumelar, usai menghadap Presiden Joko Widodo di Istana, Selasa, 15 Maret lalu, menyatakan bahwa Presiden akan mencabut SK Pembekuan PSSI pada April mendatang.
RINA WIDIASTUTI