TEMPO.CO, Gianyar - Pelatih PS Polri, Bambang Nurdiansyah, tampaknya ogah ambil risiko di pertandingan ketiga tim asuhannya di Grup B Piala Bhayangkara menghadapi Arema Cronus di Stadion Kapten I Wayan Dipta, Gianyar, Rabu, 23 Maret 2016. Kendati pemain andalannya masih kelelahan, ia tetap menurunkan James Koko Lomel, Bio Paulin Pierre, Fabiano Beltrame, dan Robertino Pugliara sebagai starting eleven.
Di babak pertama, dua tim yang bertempur tampil ngotot untuk lebih dulu mencetak gol. Saling jual-beli serangan pun terjadi. Pelatih Arema, Milomir Seslija, yang berdiri di garis lapangan, juga tak berhenti memberi instruksi kepada para pemainnya. Namun, pada pertandingan yang dipimpin wasit Oki Dwi Putra, tak ada gol yang tercipta selama 45 menit babak pertama.
Memasuki babak kedua, serangan yang dilancarkan kedua tim semakin sengit. Bambang Nurdiansyah mencoba mengubah strategi dengan meningkatkan ritme serangan dengan melakukan rotasi pemain pada menit ke-58. Ia memasukkan Muhammad Hargianto sebagai pengganti Zulfiandy, dan Maldini Pali untuk menggantikan Muchlis Hadi.
Di kubu Arema, pelatih Milo juga melakukan pergantian pemain. Pelatih kebangsaan Bosnia Herzegovina itu menarik Dendi Santoso dan Rafael Maitimo, memasukkan Ferry Aman Saragih dan Ahmad Bustomi pada menit ke-68.
Di menit ke-82, Milo yang di babak kedua lebih banyak duduk di babak kedua, bangkit. Ia kembali berdiri di garis lapangan sambil meneriaki pemain asuhannya ketika counter attack punggawa Arema berhasil dipatahkan pemain PS Polri.
Dua menit kemudian, pemain PS Polri, Robertino Pugliara, sempat membuat Bhara Mania—suporter PS Polri—terkejut melalui aksi tunggalnya. Namun, sayang, sepakan pemain kebangsaan Argentina itu di dekat gawang Arema dengan mudah ditangkap kiper Kurnia Meiga.
Berita Terbaru: Piala Bhayangkara 2016
Menjelang pertandingan berakhir pada menit ke-87, laga memanas. Penyerang Arema Cronus, Cristian Gonzales, melakukan pelanggaran terhadap Robertino Pugliara sehingga diganjar kartu kuning. Meski sepanjang pertandingan jual-beli serangan terus terjadi, kedudukan imbang 0-0 tetap bertahan hingga wasit meniup peluit tanda pertandingan usai.
Pelatih PS Polri yang akrab disapa Banur ini mengatakan senang dengan hasil yang diraih tim asuhannya. "Hasil draw kami tetap dapat poin. Ini menyenangkan karena prediksi kami seperti itu. Saya tidak bermimpi menang melawan Arema, poin satu, harapan saya sebelumnya," kata dia, usai pertandingan.
Satu hal yang dikhawatirkan Bambang sebelum skuad asuhannya menghadapi Arema, yakni Singo Edan bermain menekan seperti permainan Persipura, tidak terjadi. "Ternyata Arema bermain teknik. Mereka main tidak menekan dan bermain cantik juga. Itu mau kami, kami tunggu begitu ada kesempatan coba menyerang," ujarnya.
Asisten pelatih Arema, Joko 'Gethuk' Susilo, kecewa dengan hasil imbang yang diraih tim asuhannya. Sebab, kata dia, target tim Singo Edan di setiap turnamen selalu membawa misi kemenangan menghadapi semua pertandingan.
"Tentu ada beberapa yang harus kami perbaiki. Kami apresiasi para pemain kami yang tampil ngotot bekerja keras sesuai dengan instruksi kami," ujarnya.
"Tapi kami sadar tidak semua pertandingan bisa kami menangkan. Ini turnamen, tentu hasil akhir yang menjadi tujuan kami," ia menambahkan.
Pola permainan PS Polri, sebenarnya, menurut Joko, sudah diantisipasi dengan baik oleh para punggawa Arema. "Terbukti mereka (PS Polri) juga kesulitan, hanya memang kami sedikit kurang beruntung memanfaatkan peluang-peluang itu."
Dari hasil pertandingan hari ini, total poin yang diperoleh PS Polri 5 poin dari tiga laga yang sudah dilakoni. Sedangkan Arema mengumpulkan 4 poin dari dua pertandingan.
BRAM SETIAWAN