TEMPO.CO, Jakarta - Apa peristiwa pahit yang tidak pernah bisa dilupakan oleh Kaka? Ternyata kekalahan di final Liga Champions 2005, ketika ia masih membela AC Milan dan harus mengakui keunggulan Liverpool.
Pada final yang berlangsung di Istanbul, Turki, itu, Milan sudah berada di atas angin setelah menyarangkan tiga gol tanpa balas di babak pertama. Mungkin hanya segeilintir orang yang mengira Liverpool bisa bangkit pada babak kedua dan menyamakan kedudukan hanya dalam waktu enam menit serta memaksa pertandingan diakhiri dengan adu tendangan penalti.
Di situlah kesialan Milan terjadi. Kiper Jerzy Dudek menjadi penyelamat Liverpool dan adu tendangan penalti berakhir 3-2 buat The Reds. Hingga kini, Kaka belum bisa melupakan kejadian 11 tahun lalu itu.
"Terus terang, setelah bertahun-tahun saya masih belum mengerti bagaimana kami bisa kalah. Kami memiliki para pemain belakang terbaik di dunia," ujar Kaka dalam wawancara dengan Radio Cope.
"Ada Cafu, Jaap Stam, Alessandro Nesta, dan Paolo Maldini di tim, tapi tetap saja kami bisa kebobolan tiga gol dalam waktu enam menit. Sesuatu yang luar bisa telah terjadi dan tak bisa dijelaskan," kata pemain Brasil yang kini bermain di Liga AS itu.
Meski nalarnya belum bisa menerima kenapa timnya sampai kalah, Kaka tetap menganggap hal itu adalah bagian dari sepakbola yang kadang memang sulit diterima akal sehat. "Yang bisa kita katakan hanyalah itulah sepakbola dan apapun bisa terjadi, terutama di Liga Champions di mana kita telah menyaksikan begitu banyak hal ajaib," tuturnya.
PIPIT