TEMPO.CO, Jakarta - Barcelona disingkirkan Atletico Madrid dari Liga Champions, Kamis dinihari tadi. Kemenangan 2-0 Atletico memastikan mereka unggul secara kumulasi menjadi 3-2. Itu menjadi kekalahan ketiga Barcelona dalam empat laga terakhirnya.
Kekalahan Barcelona itu tak terlalu mengejutkan jika melihat permainan mereka di babak pertama. Barcelona tampil buruk meski mendominasi penguasaan bola. Setidaknya, skuad asuhan Luis Enrique membuat tiga kesalahan dalam laga itu.
1. Aliran Bola Mandek di Lini Belakang
Dominasi penguasaan bola Barcelona pada babak pertama tak berbanding lurus dengan banyaknya kesempatan yang dimiliki Lionel Messi cs. Penyebabnya adalah aliran bola yang mandek di lini belakang.
Atletico tampil baik dengan mengunci lini tengah Barcelona begitu mereka menguasai bola. Gol pertama Antoine Griezmann pada laga itu merupakan buah kesalahan ini. Bek Jordi Alba melakukan kesalahan saat menyapu bola dari area pertahanannya.
Bola sapuannya justru jatuh ke kaki gelandang Atletico, Saul, yang dengan leluasa mengirimkan umpan ke Griezman di kotak penalti. Sayangnya dua bek tengah Barcelona, Gerard Pique dan Javier Mascherano, tak melihat pergerakan Griezmann, yang akhirnya menyundul bola ke gawang Marc-Andre ter Stegen.
2. Koordinasi Lemah dan Pemain Lamban
Pergerakan para pemain Barcelona terlihat kacau dan tak membantu rekannya yang berada dalam tekanan pemain Atletico Madrid. Ini tentu saja bukan inti gaya permainan tiki-taka yang menekankan pada umpan-umpan pendek dan koordinasi pergerakan antarpemain, yang saling menopang satu sama lain.
Koordinasi yang kacau membuat Atletico dengan mudah mematahkan serangan dan melancarkan serangan balik. Beberapa kali, Atletico sukses mengancam gawang Barcelona karena kesalahan koordinasi itu.
Para pemain Barcelona juga terlihat terlalu santai menguasai bola. Tak ada pergerakan bola yang cepat dan upaya mendobrak pertahanan dengan kecepatan yang dilakukan Neymar, Lionel Messi, atau Luis Suarez. Ini menjadi bumerang bagi mereka ketika para pemain Atletico dengan menyergap mereka dan mengambil alih bola.
3. Tak Siap Menghadapi Gaya Permainan Atletico
Gaya permainan Atletico dengan menekan setiap pemain Barcelona yang menguasai bola seperti itu sebenarnya sudah bisa terbaca bahkan sejak laga pertama pekan lalu. Yang membuat sedikit aneh adalah Pelatih Luis Enrique tampaknya tak menyiapkan strategi khusus untuk mengantisipasi hal itu di laga kedua.
Enrique tampak terlalu percaya diri karena catatan tiga kemenangan Barcelona atas Atletico musim ini. Bagaimanapun, untuk laga sebesar ini, Enrique seharusnya membuat strategi kedua untuk mengantisipasi gaya permainan Barcelona yang sudah mulai terbaca dan bisa diredam para lawannya.
4. Tak Memiliki Kartu Truf
Pelatih Luis Enrique tampaknya harus belanja banyak musim panas mendatang jika dia masih dipertahankan oleh manajemen Barcelona. Salah satu kelemahan Barcelona musim ini adalah tak ada perubahan dari sisi permainan atau pemainnya.
Barcelona membutuhkan kartu truf di lapangan. Musim lalu, kartu truf itu diperankan dengan sangat baik oleh Luis Suarez, yang baru bermain pada paruh kedua musim. Kehadiran Suarez membuat permainan mereka berubah drastis pada paruh kedua dan membuat lawan terkejut. Alhasil, Barcelona berhasil menapak tangga Liga Spanyol setelah sebelumnya tertinggal dari Real Madrid dan berhasil menjadi juara Liga Champions.
Peran kartu truf itu sebenarnya diharapkan datang dari Arda Turan musim ini. Sayangnya, gelandang yang dibeli dari Atletico Madrid itu gagal memberikan efek mengejutkan dalam permainan Blaugrana.
FEBRIYAN