TEMPO.CO, Kediri – Ketua Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI) Kota Kediri Barnadi meminta tak buru-buru dilakukan Kongres Luar Biasa (KLB) untuk mengganti La Nyala Mattalitti sebagai ketua organisasi tersebut. Penyelesaian kemelut ini hanya berada di tangan FIFA sebagai otoritas tertinggi organisasi sepak bola.
Barnadi menanggapi nyinyir sikap sebagian pengurus PSSI yang mendesak dilakukan KLB. Apalagi jika rencana itu dikait-kaitkan dengan pemerintah meski sebatas konsultasi. “Penyelenggaraan KLB sama sekali tidak berhubungan dengan pemerintah,” kata Barnadi kepada Tempo, Minggu 18 April 2016.
Sekretaris Umum kesebelasan Persik Kediri ini menyatakan kemelut kepengurusan PSSI khususnya posisi La Nyala Mattaliti sebagai ketua umum yang tengah terjerat persoalan hukum hanya bisa ditentukan oleh FIFA. Karena itu, Barnadi berujar, jika saat ini ada sebagian pengurus PSSI yang mewacanakan penyelenggaraan KLB, sebaiknya membawanya ke FIFA, bukan Presiden Joko Widodo.
Baca: Pemerintah Serahkan Kongres PSSI ke Asosiasi dan Klub
“Apalagi FIFA selama ini juga tidak begitu menyukai intervensi pemerintah,” katanya. Dia menanggapi pernyataan Manajer Persib Bandung Umuh Muhtar tentang keinginan sebagian pengurus PSSI menggelar KLB saat bertemu Presiden Joko Widodo di istana Jumat lalu.
Baca: Jokowi Kumpulkan Wakil Klub Bola di Istana: Bisa Disegani di Asia
Disinggung soal kandidat yang mulai diperbincangkan pengurus PSSI daerah untuk menggantikan La Nyala, Barnadi menolak berkomentar. Dia justru merasa pesimis KLB bisa diselenggarakan meski atas desakan sebagian pengurus PSSI sendiri. Ini lantaran statuta PSSI jelas mengatur jika ketua umum berhalangan, maka kepemimpinan diserahkan kepada dua orang wakil dan 12 komite eksekutif. Jika mengacu pada ketentuan ini, maka KLB tak perlu dilakukan karena masih ada pengurus yang mewakili hingga masa jabatan tuntas.
Barnadi melanjutkan, jika nantinya FIFA memutuskan mengadakan KLB untuk mencari pengganti ketua umum, maka gelaran pemilihan bisa dilakukan. Itupun dengan ketentuan FIFA harus lebih dulu mengkoreksi atau merevisi statuta soal syarat diselenggarakannya KLB, termasuk ketentuan jika ketua umum berhalangan. "Kecuali FIFA merevisi dulu statuta itu,” tutur dia.
Baca: Rumah La Nyalla Mattalitti Sepi, Penjaga: Bapak Belum Pulang
Barnadi meminta seluruh pengurus PSSI tetap berkepala dingin mengatasi kemelut ketua umum saat ini. Semua pihak diminta mengembalikan persoalan ini kepada FIFA sebagai otoritas organisasi sepak bola tertinggi, jika tak ingin menghadapi sanksi di kemudian hari. Apalagi saat ini tim sepak bola tanah air tengah bersiap mengikuti Asean Games.
HARI TRI WASONO