TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Pemuda dan Olahraga Imam Nachrawi mengatakan tidak akan mencabut Surat Keputusan pembekuan Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) selama belum ada perubahan dari tubuh PSSI sendiri. Ia berujar PSSI harus memberikan jaminan kepadanya bahwa PSSI benar-benar akan berubah setelah SK dicabut. “Itu (jaminan) yang belum kami terima,” kata Imam di Wisma Kemenpora, Jakarta, Ahad, 17 April 2016.
Pembekuan PSSI oleh Kemenpora kini genap setahun pasca-Imam menandatangani Keputusan Menteri nomor 0137 Tahun 2015 tentang Pengenaan Sanksi Administratif Berupa Kegiatan Keolahragaan PSSI Tidak Diakui pada 2015.
Imam menuturkan untuk mengubah keadaan sepak bola Indonesia dibutuhkan kerja sama dan kesamaan tekad serta kepercayaan dari tiap pihak. Ia berujar bila tiap klub, Asosiasi Provinsi (Asprov) dan lainnya bisa kompak mereformasi sepak bola, maka pembekuan PSSI tidak perlu sampai setahun. “Andai semua pihak kompak, satu hati, satu atau dua bulan cukup,” ucapnya.
Baca: Kisruh PSSI
Politikus Partai Kebangkitan Bangsa ini menambahkan yang paling penting saat ini ialah adanya kesadaran besar bahwa reformasi persepakbolaan hal yang penting. “Reformasi harus jalan dengan baik,” tuturnya.
Rentang setahun pembekuan PSSI, kata Imam, sudah cukup bagi pihaknya mengevaluasi sisi mana saja yang menghambat perubahan sepak bola Indonesia. Ke depan, ia berharap sepak bola di Indonesia lebih terbuka dan transparan dalam tiap transaksinya sehingga memberikan kesejahteraan dan kenyamanan.
Imam menambahkan Presiden sudah memberikan kepercayaan terhadap keinginan PSSI untuk berubah setelah pertemuan Ketua Komite Ad-Hoc Reformasi PSSI Agum Gumelar dengan presiden. Tapi, Imam menegaskan pihaknya masih akan memantau komitmen dari PSSI. “Apa betul-betul ada komitmen gak, untuk berubah? Jangan-jangan setelah dicabut (SK) tidak mau berubah,” ujar Imam.
AHMAD FAIZ