TEMPO.CO, Jakarta - Juru bicara Kementerian Pemuda dan Olahraga, Gatot Dewabroto, berharap pencabutan sanksi oleh Federasi Sepak Bola Internasional (FIFA) terhadap Persatuan Sepak Bola Indonesia (PSSI) menjadi momentum mereformasi sepak bola nasional.
"Kami berharap PSSI bisa menjaga amanat yang diberikan tidak hanya oleh Menpora dan FIFA, tapi juga oleh Presiden, yang berulang kali menegaskan untuk melakukan reformasi sepak bola," kata Gatot di Resto Foodtopia, Tebet, Jakarta Selatan, Sabtu, 14 Mei 2016.
Menurut Gatot, pencabutan sanksi tersebut merupakan harapan semua pihak. Pencabutan sanksi oleh FIFA ini dilakukan pada Kongres FIFA ke-66 di Meksiko, Jumat kemarin. Ini menjadi pelengkap setelah sebelumnya Menteri Pemuda dan Olahraga Imam Nahrawi mencabut pembekuan terhadap PSSI pada 10 Mei 2016.
Gatot menyerahkan reformasi kepada PSSI untuk memajukan sepak bola. Sebab, dalam pencabutan SK pembekuan PSSI, tidak ada persyaratan yang harus dilakukan PSSI dari Menteri Imam. "Bahasa iklannya, tidak ada pemberlakuan syarat dan ketentuan," ucap Gatot.
Direktur Hukum PSSI Aristo Pangaribuan menilai langkah yang dilakukan Menteri Imam adalah penghormatan atas keputusan Mahkamah Agung yang memerintahkan pencabutan SK pembekuan serta menghormati panduan FIFA atas kemelut antara PSSI dan pemerintah.
"Itu terkonfirmasi pada Kongres FIFA," ujar Aristo. Dia menuturkan agenda utama yang harus segera dilakukan PSSI adalah membenahi sepak bola dan organisasi sepak bola nasional.
Dalam waktu dekat, kata Aristo, PSSI akan lebih dulu menyiapkan tim nasional untuk menghadapi kejuaraan Piala AFF 2016 pada November mendatang dan membentuk liga resmi yang berada di bawah naungan PSSI.
AMIRULLAH