TEMPO.CO, Jakarta - Pelaksana tugas Ketua Umum Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia, Hinca Panjaitan, mengaku kaget ketika delegasi federasi sepak bola anggota FIFA heboh memperbincangkan wacana Indonesia merekrut pelatih Jose Mourinho untuk tim nasional. Hinca, yang hadir dalam Kongres FIFA di Meksiko, 12-13 Mei lalu, kebanjiran pertanyaan dari sejumlah federasi sepak bola negara lain soal isu Mourinho.
"Mereka bergunjing, kan mahal sekali mendatangkan Mourinho," kata Hinca sembari tertawa kepada wartawan di kantor PSSI di Kompleks Stadion Utama Gelora Bung Karno, Jakarta, Senin, 16 Mei 2016.
Tak ayal, anggota-anggota FIFA itu mempertanyakan keseriusan Indonesia mendatangkan pelatih berkewarganegaraan Portugal tersebut. Hinca pun menjawab diplomatis. "Itulah komitmen Indonesia membangun sepak bola kami menjadi lebih baik. Itu semangatnya," kata dia.
Hinca mengaku sempat “deg-degan” karena The Special One—julukan Mourinho—hadir dalam Kongres FIFA di Meksiko. Bahkan Mourinho menjadi pelatih dalam laga persahabatan antara pemain legenda dunia melawan pemain legenda Meksiko. "Dia (Mourinho) pun ada dalam ruang Kongres," kata Hinca sambil tersenyum
Wacana merekrut Jose Mourinho diucapkan oleh Menteri Pemuda dan Olahraga Imam Nahrawi. Menurut Imam, nama mantan pelatih Real Madrid dan Chelsea itu muncul dalam obrolan di level eksekutif. Ketika itu, Presiden Joko Widodo mengutarakan keinginannya merekrut pelatih top dunia untuk tim nasional.
Percakapan Imam pun berlanjut dengan Ketua Komite Olimpiade Indonesia Erick Tohir. Pemilik klub Inter Milan ini menyebut harga sewa Mourinho selama satu musim sekitar Rp 250 miliar. Walhasil, Erick Tohir mengusulkan nama lain, yakni pelatih asal Belanda, Guus Hidink. "Tapi kalau sekadar obrolan sih saya maunya tetap Mourinho. Tapi ini cuma obrolan, lho," kata Imam, 9 Mei 2016.
Media internasional terlalu menganggap serius ungkapan Imam. Imbasnya, delegasi anggota FIFA pun penasaran.
INDRA WIJAYA
