TEMPO.CO, Jakarta - Mantan anggota Badan Tim Nasional (BTN), Demis Djamaoeddin, menilai bahwa menggunakan jasa pelatih kelas dunia seperti Jose Mourinho untuk melatih timnas bukanlah solusi untuk mendongkrak prestasi.
"Menurut saya, belum tentu pelatih sekelas The Spesial One (Jose Mourinho) bisa membuat prestasi timnas membaik, karena karakter dan jenis pelatih itu berbeda-beda. Budaya tim juga harus dipahami," kata Demis dalam diskusi Prestasi Timnas di Ruang PSSI Pers, Senayan, Jakarta, Kamis, 19 Mei 2016.
Demis, yang juga mendalami ilmu akademis tentang persepakbolaan, menilai bahwa Mourinho bukanlah jenis pelatih yang suka turun lapangan, atau ia hanya bekerja sebagai "orang depan". Sisanya secara teknis dikerjakan oleh tim lain.
"Mourinho dan Guus Hiddink itu adalah tipe pelatih orang depan, bukan lapangan. Mereka punya tim sendiri, sekitar 14 orang, untuk melatih dan mengamati perkembangan pemain tiap harinya dengan data statistik," paparnya.
Sedangkan ia menilai, timnas Indonesia butuh pelatih yang bisa turun lapangan, atau mengajari langsung teknis yang benar. Sebab, masih banyak teknis dasar Indonesia yang belum berkelas dunia, seperti passing yang mudah di-intercept.
Sebelumnya, Menteri Pemuda dan Olahraga Imam Nahrawi mewacanakan akan mendatangkan pelatih kelas dunia Jose Mourinho untuk melatih tim nasional sepak bola Indonesia.
"Wacana ini sudah didiskusikan dengan Presiden Joko Widodo dan Ketua Umum Komite Olimpiade Indonesia (KOI) Erick Thohir walau memang bukan perkara mudah," kata Imam Nahrawi.
Ia juga mengatakan, selain The Special One, Imam Nahrawi memiliki pilihan kedua, yaitu Guus Hiddink, guna melatih timnas.
Pertimbangan tersebut muncul karena mantan pelatih Porto, Mourinho, belum berpengalaman melatih timnas, sedangkan pelatih Chelsea saat ini, Guus Hiddink, dinilai lebih berpengalaman dalam menangani timnas.
"Selain itu, nilai kontrak Mourinho diperkirakan Rp 250 miliar untuk satu tahunnya, sedangkan Hiddink masih ada di bawahnya," ujar Imam.
Kemudian, ia juga menyebutkan, alasan wacana tersebut karena ingin mendongkrak prestasi timnas ke level internasional. Dan mengontrak pelatih asing berkelas dunia juga bukan perkara mudah.
"Ketika timnas dilatih orang asing berkualitas, asisten pelatihnya haruslah dari Indonesia, untuk pengalaman," tuturnya.
ANTARA