TEMPO.CO, Jakarta - Kelompok 85, yang diisi 92 pemilik suara (voters) PSSI, secara resmi menunjuk Pangkostrad Letnan Jenderal Edy Rahmayadi sebagai ketua kelompok.
"Sudah sekian lama kami tidak ada pemimpin, dan sosok Letjen Edy Rahmayadi sebagai tentara kami rasa pantas sebagai pemimpin kami," kata salah satu koordinator Kelompok 85, Umuh Muchtar, di Jakarta, Selasa.
Umuh juga menyatakan siap ditunjuk sebagai wakil ketua apabila dipercaya mendampingi Edy Rahmayadi, yang juga menjabat sebagai Presiden Direktur PS TNI. Edy sendiri juga tidak berkeberatan dijadikan Ketua Kelompok 85 yang memang ingin menggelar kongres luar biasa (KLB). "Hal ini dilakukan atas kepedulian terhadap sepak bola Indonesia, maka kami sepakat menjalankannya satu visi dan misi," ujar Letjen Edy Rahmayadi.
Ia mengatakan KLB merupakan hak anggota PSSI, maka PSSI harus menghargai keinginan voters. Edy menjelaskan alasan kenapa KLB harus digelar, yakni adanya Ketua PSSI yang berhalangan, organisasi dinilai sudah tidak berhalangan, dan sebanyak 2/3 anggota dari keseluruhan menginginkan KLB.
Ia menjelaskan, setiap voters yang menginginkan KLB tidak ada tekanan dari pihak ketiga. "Tidak ada tekanan dari pihak lain dan semuanya sudah sesuai dengan administratif," tuturnya.
Sebelumnya, Hinca Pandjaitan sebagai pelaksana tugas Presiden PSSI mengatakan, hingga saat ini, usul KLB masih diproses secara administratif. "KLB tentu saja kami respons, dan ini masih diproses secara administratif atas panggilan-panggilan klub," ucapnya.
Panggilan ini dimaksudkan untuk mewawancarai klub untuk memastikan tidak ada klub yang mendapat tekanan karena sesuai aturan. Keinginan KLB harus berasal dari keinginan independen tanpa ada paksaan dari pihak lain. Karena itu, PSSI melakukan legalitas surat pernyataan dan wawancara atas usul dari tiap-tiap klub.
ANTARA