TEMPO.CO, Jakarta - Gelandang serang Atletico Madrid, Koke, menegaskan bahwa tekad timnya untuk menang dalam pertandingan final Liga Champions Eropa melawan Real Madrid, Ahad dinihari WIB, bukan semata karena terdorong dendam. “Kami ingin membuat sejarah,” kata pemain bernama asli Jorge Resurreccion Merodio itu.
Atletico mengalami momen menyakitkan melawan Real Madrid pada final Liga Champions dua tahun lalu. Saat itu Atletico unggul 1-0 berkat gol Diego Godin pada menit ke-36 yang bertahan hingga waktu reguler 2 x 45 menit, yang sebenarnya telah usai dan tinggal memasuki injury time selama tiga menit.
Namun, dalam laga di Lisbon, Portugal, itu, Real Madrid kemudian berhasil mencetak gol balasan tepat pada menit ketiga injury time, atau menit terakhir, yang memaksakan pertandingan waktu reguler berakhir dengan skor imbang 1-1.
Gol yang dilesakkan pemain belakang Sergio Ramos itu kemudian menjadi titik balik. Sebab, dalam tambahan waktu 2 x 15 menit, Real Madrid langsung menambah tiga gol sehingga laga berakhir 4-1 untuk Los Blancos dan menjadi gelar kesepuluh Liga Champions/Piala Eropa bagi Real sepanjang sejarah.
Itu merupakan final Liga Champions kedua bagi Atletico. Sebelumnya, pada 1974, Atletico masuk final di Brussels, Belgia, ketika turnamen itu masih bernama Piala Eropa. Namun klub ini kalah dalam laga ulang dengan skor telak 0-4 oleh Bayern Muenchen setelah dalam laga pertama berakhir 1-1.
Koke mengemukakan bahwa pertandingan final kali ini, yang bakal digelar di Stadion Giuseppe Meazza di San Siro, Milan, Italia, dan akan disiarkan secara langsung oleh RCTI mulai pukul 01.45 WIB, merupakan motivasi terbesar yang pernah dimiliki segenap skuad Atletico.
“Ini sesuatu yang baru, peluang yang luar biasa. Balas dendam bukan dalam pikiran kami. Kami hanya ingin membuat sejarah dengan memberi gelar pertama Liga Champions untuk klub,” ujarnya kepada La Gazzetta dello Sport.