TEMPO.CO, Bekasi - PT Jasa Marga cabang Jakarta-Cikampek menyalurkan dana pinjaman sebesar Rp 935 juta kepada pengusaha kecil menengah di wilayah setempat, Rabu, 15 Juni 2016. Salah satu penerimanya ialah mantan pemain tim nasional Indonesia era 80-an, Warta Kusuma.
"Mengajukan pinjaman untuk menambah modal usaha konveksi," kata pemain belakang yang pernah tampil di Prapiala Dunia 1986 itu kepada Tempo, Rabu, 15 Juni 2016.
Warta berujar selain masih aktif menjadi pelatih sepak bola nasional, dia juga membuka usaha rumahan untuk menambah penghasilan keluarga. "Mudah-mudahan mendapatkan suntikan modal usaha semakin maju," kata pemain seangkatan Herry Kiswanto, Ristomoyo, Marzuki Nyakmad dan Zulkarnain Lubis itu.
Menurut dia, dana pinjaman sebesar Rp 20 juta lebih itu akan digunakan membeli perlengkapan usaha konveksi, seperti mesin jahit, serta membeli bahan-bahan, dan kebutuhan konveksi lainnya.
General Manager PT Jasa Marga Cabang Jakarta-Cikampek Dadang Sumaryana mengatakan, tahap pertama tahun 2016 ini pihaknya mengucurkan dana bersumber dari Corporate Social Responsibility sebesar Rp 935 juta untuk dipinjamkan kepada 26 pengusaha mitra binaan. "Mereka yang mendapatkan pinjaman sudah lolos seleksi," kata Dadang.
Menurut dia, 26 pengusaha itu terdiri dari 11 pengusaha baru, dan 15 pengusaha lama. Mereka tersebar di empat wilayah yaitu Kota Bekasi sebanyak 18 orang, Kabupaten Bekasi 2 orang, Kabupaten Karawang 5 orang, dan Purwakarta satu orang. "Setiap pengusaha mendapatkan pinjaman mulai Rp 20-40 juta," ujar Dadang.
Menurut Dadang, sampai dengan tahun ini, pihaknya sudah membina sekitar 1.413 pengusaha UKM dengan pemberian pinjaman hingga Rp 28 miliar lebih. Selain memberikan pinjaman modal, perusahaan juga melakukan pendampingan hingga usaha mitra binaan tersebut benar-benar maju. "Kami berharap para pengusaha bisa berkembang dan menjadi duta kami," ujar dia.
Dadang mewanti-wanti kepada penerima dana pinjaman tersebut agar dimanfaatkan sebaik-baiknya untuk kebutuhan usaha. Sebab, menjelang lebaran kebutuhan masyarakat cukup tinggi, sehingga dikhawatirkan mereka akan menggunakan dana pinjaman tersebut untuk kebutuhan pribadi. "Jangan sampai dibuat untuk kebutuhan pribadi, nanti malah repot mengembalikannya," ujar dia.
ADI WARSONO