TEMPO.CO, Jakarta - Pelatih tim nasional sepak bola Swiss, Vladimir Petkovic, menilai gol spektakuler yang dicetak pemain arahannya, Xherdan Shaqiri, pada laga 16 besar Piala Eropa 2016 melawan Polandia membutuhkan sentuhan dari keberuntungan.
"Golnya didasari insting dan kepercayaan diri karena Anda harus sepenuhnya yakin saat berakrobat menjangkau bola semacam itu. Anda juga membutuhkan keberuntungan, yang sayangnya tidak kami dapati lagi selain di momen itu sepanjang laga," kata Petkovic selepas pertandingan, sebagaimana dilansir laman resmi UEFA.
Sayangnya, keberuntungan di pihaknya hanya bersentuhan dengan gol Shaqiri, yang membuat kedudukan menjadi 1-1 hingga babak perpanjangan waktu. Saat adu penalti, timnya kalah 5-4.
"Kami tampil baik di empat pertandingan ini. Kami pantas mendapatkan hasil yang lebih baik, tapi adu penalti tak ubahnya permainan roulette," ujarnya.
Setelah tertinggal oleh gol Jakub Blaszczykowski, Swiss sukses menyamakan kedudukan lewat gol spektakuler Xherdan Shaqiri, tapi takluk dalam adu penalti lantaran bola eksekusi Granit Xhaka yang melenceng jauh dari sasaran.
Petkovic mengaku sedih atas kegagalan Xhaka. Namun kesedihan yang dirasakannya tak sebatas untuk Xhaka, melainkan juga untuk semua pemain timnas Swiss yang gagal melangkah lebih jauh.
"Para pemain sudah memberikan segenap kemampuan di lapangan, namun kami melakukan kesalahan dan harus membayar mahal untuk itu. Lantas, ketika Anda memasuki adu penalti, satu kali kegagalan bisa berakibat parah," tuturnya.
Pada putaran final Piala Eropa 2016, Swiss untuk pertama kali dalam turnamen antarnegara Benua Biru itu berhasil menapaki babak 16 besar, setelah di tiga penampilan sebelumnya mereka cenderung berperan sebagai pelengkap fase grup semata.
ANTARA