TEMPO.CO, Bangkalan - Tiga pemain kesebelasan Madura United, Bayu Gatra, Gilang Ginarsah, dan Maulana, nyantri di Pondok Pesantren Mambaul Ulum Bata-bata. Selama satu hari satu malam ketiganya akan menjadi santri di pesantren yang terletak di Desa Pana'an, Kecamatan Palengaan, Kabupaten Pamekasan, Jawa Timur, tersebut.
Media Officer Madura United, Tabri, menuturkan program pemain nyantri dimulai pada Selasa, 2 Agustus, dan berakhir pada Rabu, 3 Agustus 2016. Selama di pesantren, kata Tabri, pemain Madura United tidak hanya memperkenalkan cara bermain sepak bola. Mereka ikut dalam kegiatan, mulai salat berjamaah, keliling pesantren, bercengkerama dengan santri, hingga ikut memantau langsung aktivitas belajar pada malam hari. "Ke depan, pemain lain akan dapat giliran," katanya pada Selasa, 2 Agustus 2016.
Sementara itu, menurut Presiden Madura United Achsanul Qosasi (AQ), ada misi khusus di balik program tersebut. Selain berbagi ilmu sepak bola dengan santri, para pemain diharapkan secara tidak langsung menjadi duta pesantren. Mereka diminta bisa menghubungkan orang di pesantren dengan orang luar, yang kadang memandang miring dari segi pendidikan. "Dengan nyantri, mereka akan langsung tahu bagaimana kehidupan santri di pesantren," ujarnya.
Menurut AQ, kegiatan ini juga menjadi bentuk ucapan terima kasih karena mayoritas suporter berlatar belakang santri. Kata dia, hanya suporter MU yang pergi ke stadion menonton pertandingan memakai sarung dan peci hitam. "Saya ingin klub ini membawa nilai agama: kebersamaan, persaudaraan, dan kepedulian," tuturnya.
MUSTHOFA BISRI