TEMPO.CO, Jakarta - Calon Ketua Umum Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia periode 2016-2020, Sarman El Hakim, berencana mendeklarasikan diri di kampung halamannya, Suliki, Payakumbuh, Kabupaten Lima Puluh Kota. "Rencananya saya akan deklarasi di rumah Tan Malaka," kata Sarman melalui siaran pers, Sabtu, 24 September 2016.
Menurut Sarman, deklarasi akan dilakukan pada Minggu, 25 September 2016. Deklarasi itu sebagai bentuk kesiapannya bertarung melawan calon lain dalam Kongres PSSI pada Oktober 2016. Saat ini ada beberapa nama calon ketua umum PSSI. Di antaranya Jenderal Purnawirawan Moeldoko dan Letnan Jenderal Edy Rahmayadi.
Sarrman mengaku tergerak mencalonkan diri karena ingin mereformasi birokrasi di tubuh PSSI. Pada pemilihan ketua umum beberapa waktu lalu, Sarman kalah oleh La Nyalla Mattalitti. Namun, kemudian La Nyalla terjerat kasus korupsi dan ditetapkan sebagai tersangka oleh kejaksaan.
"Selama ini pengelolaan sepak bola Indonesia telah salah urus," ucap Sarman. Hal ini dibuktikan dengan minimnya prestasi di tingkat internasional. "Manajemen organisasi juga memprihatinkan, lihat saja sampai saat ini PSSI tidak punya kantor."
Padahal, kata dia, PSSI telah ada sebelum Indonesia merdeka. Menurut dia, sepak bola harus merdeka, dalam arti lepas dari intervensi pemerintah, anasir partai politik, militer aktif, dan kepentingan politik tertentu.
Selama ini, tutur Sarman, PSSI dikelola tanpa tujuan yang jelas. "PSSI harus memiliki gol. Dan tujuan itu adalah Indonesia tuan rumah Piala Dunia 2022," ujar Sarman.
Dia mengklaim telah berkeliling ke banyak negara untuk studi banding tentang sepak bola. Mulai negara-negara di Asia, Afrika, Eropa, Amerika, hingga Amerika Latin. "Sudah saatnya sepak bola Indonesia berbenah."
AVIT HIDAYAT