Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

FIFA Disorot karena Membubarkan Gugus Tugas Antirasisme

image-gnews
Para awak media berkumpul di depan markas FIFA di Zurich, Swiss, 30 Mei 2015. FIFA meminta seluruh tanggung jawab tim nasional dan kompetisi sepak bola Indonesia diserahkan kepada PSSI.  REUTERS/Arnd Wiegmann
Para awak media berkumpul di depan markas FIFA di Zurich, Swiss, 30 Mei 2015. FIFA meminta seluruh tanggung jawab tim nasional dan kompetisi sepak bola Indonesia diserahkan kepada PSSI. REUTERS/Arnd Wiegmann
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Badan sepak bola dunia FIFA menjadi sorotan pada Senin karena membubarkan gugus tugas antirasisme mereka, di mana mantan kandidat presiden Pangeran Ali bin Al Hussein asal Jordania mengatakan hal itu mengkhawatirkan dan memalukan.

Sekretaris jenderal FIFA Fatma Samoura mengonfirmasi keputusan itu ketika ia berbicara pada konferensi Soccerez di Manchester, mengatakan gugus tugas itu memiliki "mandat yang sangat spesifik."

"Kami akan membelokkan pekerjaan ini menuju program kuat tertuju pada kebijakan nol toleransi terhadap diskriminasi dalam semua bentuk, termasuk kekerasan terhadap hak-hak asasi manusia," ucapnya. "Kita dapat hidup dengan persepsi (yang diciptakan oleh bubarnya gugus tugas) namun kami mengambil langkah yang sangat tegas."

Bagaimanapun, Pangeran Ali, mantan anggota komite eksekutif FIFA yang dua kali mencalonkan diri sebagai kandidat presiden, mengatakan "nyatanya saat ini kepemimpinan FIFA percaya bahwa rekomendasi-rekomendasi gugus tugas yang diimplementasikan merupakan hal yang memalukan."

Ia menambahkan bahwa pengumuman itu "sangat mencemaskan."

"Tidak pernah ada kebutuhan untuk memerangi diskriminasi rasisme dan rasial yang lebih jelas daripada dunia yang kita huni saat ini," kata Pangeran Ali dalam pernyataannya.

"Itu bukanlah sesuatu yang badan pemerintahan manapun dengan kemiripan tanggung jawab dapat turut andil atau mengabaikan."

"Realitasnya, sebagaimana banyak program dengan FIFA, adalah bahwa gugus tugas tidak pernah memberikan dukungan nyata sejak dipikirkan dan perannya lebih merupakan citra FIFA dibanding mengurusi isu-isu sebenarnya."

Keputusan ini terkuak pada Jumat ketika Osasu Obayiuwana, penyiar sekaligus pengacara asal Nigeria yang merupakan anggota panel, mempublikasikan surat yang ia terima dari FIFA yang mengumumkan akhir dari gugus tugas melalui Twitter.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Di situ tertulis bahwa gugus tugas telah mencapai tujuan-tujuan yang dicanangkan untuk itu ketika dibentuk di bawah kepemimpinan mantan presiden FIFA Sepp Blatter pada 2013.

Ketua gugus tugas yang asli, Jeffrey Webb, merupakan salah satu dari sebagian pejabat sepak bola papan atas yang ditangkap di Zurich pada Mei tahun lalu.

Webb telah dinyatakan bersalah di AS karena pelanggaran-pelanggaran terkait penyuapan, penipuan, dan pencucian uang. Ia adalah salah satu dari 42 pejabat dan entitas sepak bola yang ditangkap pada tahun lalu, yang menjebloskan FIFA ke dalam krisis terburuknya.

Webb digantikan sebagai kepala gugus tugas oleh Constant Omary, anggota Dewan FIFA dari Republik Demokratik Kongo.

Grup anti rasisme Kick It Out asal Britania mengatakan pihaknya bingung dengan keputusan FIFA, khususnya ketika keputusan ini terjadi kurang dari dua tahun sebelum Piala Dunia di Rusia, negara yang dikatakan oleh mereka "terkenal jahat untuk rasisme dan aktivitas-aktivitas melecehkan kepada kaum minoritas."

Pihaknya mengatakan sepak bola semestinya mencari jalan untuk memerangi kekerasan, prasangka, dan kebencian dan organsasi-organisasi yang menentang rasisme akan "sangat patah hati mendengar berita pembubaran (gugus tigas anti rasisme), sebab mereka melihat kepada kepemimpinan di FIFA." Demikian laporan Reuters.

ANTARA

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Tanggapan FIFA Setelah Presiden Mereka, Gianni Infantino, Diselidiki Jaksa Swiss

3 Agustus 2020

Presiden FIFA, Gianni Infantino. (AP/Michael Probst)
Tanggapan FIFA Setelah Presiden Mereka, Gianni Infantino, Diselidiki Jaksa Swiss

Badan sepak bola dunia FIFA menyatakan pihak berwenang Swiss tidak mempunyai alasan untuk meluncurkan penyelidikan kriminal atas Gianni Infantino.


Kasus Pelecehan Seks, FIFA Skors Presiden Sepak Bola Haiti

26 Mei 2020

Kantor FIFA di Zurich, Swiss. (beinsports.com)
Kasus Pelecehan Seks, FIFA Skors Presiden Sepak Bola Haiti

Badan sepak bola dunia (FIFA) menskors presiden federasi sepak bola Haiti Yves Jean-Bart terkait kasus pelecehan seks.


Bhayangkara FC Tunggu Pelatih Baru untuk Kontrak Pemain Asing

16 Januari 2019

Simon McMenemy. (liga-indonesia.id)
Bhayangkara FC Tunggu Pelatih Baru untuk Kontrak Pemain Asing

Sebelum menetapkan pelatih baru, manajemen Bhayangkara FC akan fokus merekrut pemain lokal.


Boikot Bertambah Mendekati Pembukaan, Piala Dunia 2018 Batal?

27 Maret 2018

Pemain Inggris, Jesse Lingard, mencetak gol ke gawang Belanda dalam laga persahabatan menjelang Piala Dunia 2018, 23 Maret 2018. REUTERS/Michael Kooren
Boikot Bertambah Mendekati Pembukaan, Piala Dunia 2018 Batal?

Negara-negara yang menyatakan akan melakukan boikot bertambah ketika Piala Dunia 2018 tinggal tiga bulan lagi.


Presiden FIFA: Piala Dunia 2018 Tak Akan Jadi Ajang Perang

19 Maret 2018

Diego Armando Maradona (kedua kanan) dan Presiden FIFA, Gianni Infantino berfoto bersama usai mengikuti turnamen FIFA Legends menjelang upacara penghargaan FIFA di Zurich, Swiss, 9 Januari 2017. REUTERS/Arnd Wiegmann
Presiden FIFA: Piala Dunia 2018 Tak Akan Jadi Ajang Perang

Presiden FIFA Gianni Infantino menegaskan kecemasan terhadap potensi bentrok suporter Rusia dan Inggris tak akan terjadi di Piala Dunia 2018.


FIFA Didesak Batalkan Chechnya sebagai Markas Timnas Mesir

13 Februari 2018

Aksi demo warga Chehnya saat memberikan dukungan untuk pemimpin mereka, Ramzan Kadyrov dan Presiden Rusia Vladimir Putin, di Grozny, Chechnya, 22 Januari 2016. Dok
FIFA Didesak Batalkan Chechnya sebagai Markas Timnas Mesir

Keputusan FIFA untuk mengijinkan ibukota Chechnya, Grozny, sebagai markas Timnas Mesir mengundang protes.


Piala Dunia 2018: Peluang Arab Saudi di Mata Sami Al-Jaber

3 Februari 2018

Pemain timnas Jepang, Yuya Osako berebut bola dengan pemain timnas Arab Saudi, Osama Hawsawi dalam laga kualifikasi Piala Dunia 2018 di Saitama Stadium, Jepang, 15 November 2016. Dengan kemenangan ini, Jepang sementara menempel Arab Saudi di puncak klasemen dengan sama-sama mengumpulkan 10 poin. REUTERS/Toru Hanai
Piala Dunia 2018: Peluang Arab Saudi di Mata Sami Al-Jaber

Sami Al-Jaber bangga tim Arab Saudi bisa bermain pada partai pembukaan Piala Dunia 2018.


Perjuangan Beckham Berbuah: Tim Miliknya Berlaga di MLS pada 2020

30 Januari 2018

David Beckham berdiskusi dengan ibunya, Sandra West disela menyaksikan pertandingan antara petenis Britania Raya, Andy Murray melawan petenis Italia, Fabio Fognini dalam turnamen tenis Wimbledon hari kelima di London Inggris, 7 Juli 2017. REUTERS
Perjuangan Beckham Berbuah: Tim Miliknya Berlaga di MLS pada 2020

Mantan kapten timnas Inggris David Beckham akhirnya resmi mendapatkan hak mendirikan klub Liga AS (MLS) di Miami pada Senin.


Pertama Kalinya, Palestina Ungguli Israel dalam Ranking FIFA

28 November 2017

Kiper Palestina Ramzi Saleh (21) meninju bola dari pemain Jepang Keisuke Honda di pertandingan sepak bola Piala Asia Grup D di Stadion Newcastle, Australia, 12 Januari 2015. Dalam laga itu Jepang cukur Palestina 4 gol tanpa balas, gol dicetak oleh Yasuhito Endo 8', Shinji Okazaki 25', Keisuke Honda 44' (penalti), Maya Yoshida 49'. REUTERS/Jason Reed
Pertama Kalinya, Palestina Ungguli Israel dalam Ranking FIFA

Tim Nasional Sepak Bola Palestina mencatatkan sejarah dalam peringkat yang dirilis FIFA, dengan mengungguli Israel untuk pertama kalinya.


Pemain Terbaik Dunia FIFA: Ini Pilihan Ronaldo, Messi, dan Boaz

24 Oktober 2017

Bintang Real Madrid Christiano Ronaldo, mencium penghargaan Pemain Terbaik FIFA 2017 yang berhasil diraihnya dalam acara The Best FIFA 2017 Awards di Palladium Theatre, London, 23 Oktober 2017. AP
Pemain Terbaik Dunia FIFA: Ini Pilihan Ronaldo, Messi, dan Boaz

Cristiano Ronaldo, yang menjadi pemain terbaik dunia FIFA 2017, juga dipilih Boaz Solossa.