Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Wajah Sepak Bola Cina Tak Sebaik Mega Transfer Klub Mereka

Editor

Febriyan

image-gnews
Manajer tim Shanghai SIPG Sui Guoyang, berpose dengan pemain barunya Hulk saat konferensi pers di Shanghai, Cina, 1 Juli 2016. Hulk direkrut Shanghai dengan harga sekitar 45 juta poundsterling. REUTERS/Stringer
Manajer tim Shanghai SIPG Sui Guoyang, berpose dengan pemain barunya Hulk saat konferensi pers di Shanghai, Cina, 1 Juli 2016. Hulk direkrut Shanghai dengan harga sekitar 45 juta poundsterling. REUTERS/Stringer
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Mega transfer yang dilakukan klub asal Cina dengan membeli banyak pemain klub Eropa cukup membuat pamor mereka di mata dunia terangkat. Namun di dalam negeri, atmosfir Liga Super Cina ternyata tak semegah yang dibayangkan.

Jurnalis laman The Sun, Justin Allen, yang langsung terbang ke Cina menuliskan bahwa Liga Super Cina penuh dengan kemalasan dan kecemburuan sosial antara pemain asing dan pemain lokal.

Dia menuliskan bahwa para pemain yang dibeli dari eropa tak memberikan dampak apa-apa selain mendongkrak nama klub dan Liga Super Cina di mata dunia. Contohnya penyerang Hulk yang kini membela Shanghai SIPG.

Seorang guru asal Irlandia, Dave O'Reilly, yang kini bermukim di Shanghai kecewa dengan penampilan Hulk di klub itu. Menurut dia, pemain yang dibayar 320 ribu pound sterling per pekan itu tak memberikan banyak manfaat kepada klub.

"Saya pernah melihat permainan Hulk dan sekarang dia terlihat sangat gemuk, lelah dan tak fit. Dia hanya berjalan di lapangan, tak melakukan apa pun," ujarnya dalam wawancara dengan Justin usai laga Shanghai SIPG melawan Beijing Guoan yang berakhir imbang 2-2.

Peningkatan kualitas permainan seperti yang diharapkan klub Cina ketika memboyong para pemain dari klub Eropa tampaknya tak berhasil 100 persen. Buktinya, tak banyak penduduk Cina yang datang ke stadion untuk menyaksikan permainan sepak bola.

Berdasarkan data yang dia dapatkan, Justin menuliskan, setiap pertandingan kursi stadion hanya terisi sekitar 50 persen. Atmosfir dukungan penonton kepada klubnya pun terasa datar.

"Di Sanghai saja - Kota terbesar di Cina dengan populasi 24 juta penduduk - SIPG yang ditangani Sven Goran Eriksson hanya mampu menarik rata-rata 25.346 suporter per pertandingan. Artinya, Stadion mereka yang berkapasitas 56.842 tempat duduk 55 persen kosong," tulisnya.

Tak hanya itu, atmosfer kebersamaan di dalam tim di Cina juga tak terasa baik. Kecemburuan sosial terjadi di antara pemain lokal dengan pemain asing. Pemain lokal cemburu karena pemain asing mendapatkan gaji selangit yang besarannya mencapai 15 kali bayaran yang mereka dapatkan.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Mereka juga cemburu karena banyak peraturan yang dengan seenaknya dilanggar oleh pemain asing dan pihak klub tak berbuat apa-apa. Misalnya soal aturan bermukim bersama di hotel satu hari sebelum pertandingan. Sejumlah pemain SIPG sempat menggerutu karena Sven Goran Errikson dan lima orang pemain asing mereka tak ikut bermukim di Regal International East Asia Hotel.

"Sven dan para pemain asing lebih memilih tinggal di apartemen mewah mereka," ujar seorang pekerja di SIPG. "Hal ini mengecewakan bagi pemain Cina karena mereka berfikir kenapa ada peraturan yang berbeda terhadap mereka dan para pemain asing."

"Mereka juga kecewa karena mereka tak mendapatkan bayaran yang besaran nilainya sangat jauh dibawah para pemain asing. Pemain asing diperlakukan seperti raja," lanjutnya.

Tak hanya pemain Cina yang menggerutu, para pemain asing di sana pun secara diam-diam membicarakan para pemain Cina. Mereka menilai para pemain Cina malas dan tak memiliki etos kerja yang baik.

"Para pemain Cina malas. Mereka mau terkenal dan dibayar besar seperti pemain bintang tetapi tak mau bekerja keras. Itu sudah menjadi budaya mereka," ujar seorang pemain asing yang tak disebutkan namanya dalam laporan itu.

Pemain belakang asal Inggris, Jack Sealy, yang memperkuat klub Changcun Yatai, mengatakan bahwa penduduk Cina sebenarnya sangat mencintai sepak bola. Namun, rendahnya kualitas permainan di klub Liga Super Cina membuat mereka malas untuk hadir di Stadion. Penduduk Cina lebih suka datang ke bar atau cafe untuk menonton Liga Primer Inggris bersama.

"Penduduk Cina sangat menyukai sepak bola tetapi permainan di sini tak cukup baik sehingga bisa membuat mereka datang ke Stadion," ujarnya.

THE SUN|FEBRIYAN

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Temui Menlu Cina, Prabowo Bahas Peningkatan Kerja Sama Pertahanan

1 hari lalu

Menteri Pertahanan sekaligus presiden terpilih, Prabowo Subianto menerima kunjungan Menteri Luar Negeri Cina Wang Yi, di Kantor Kementerian Pertahanan, Jakarta, pada Kamis, 18 April 2024. Dok. Humas Kementerian Pertahanan.
Temui Menlu Cina, Prabowo Bahas Peningkatan Kerja Sama Pertahanan

Prabowo Subianto menerima kunjungan Menteri Luar Negeri Cina Wang Yi, di Kantor Kementerian Pertahanan, Jakarta, pada Kamis, 18 April 2024.


Indonesia dan Cina akan Perkuat Investasi Pembangunan Infrastruktur hingga Ketahanan Pangan

1 hari lalu

Menteri Luar Negeri Cina Wang Yi dan Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi saat konferensi pers di gedung Kementerian Luar Negeri, Jakarta Pusat pada Kamis, 18 April 2024. TEMPO/Nabiila Azzahra A.
Indonesia dan Cina akan Perkuat Investasi Pembangunan Infrastruktur hingga Ketahanan Pangan

Indonesia dan Cina akan memperkuat kerja sama ekonomi di berbagai bidang, termasuk investasi.


Retno Marsudi: Akar Masalah Instabilitas Timur Tengah adalah Isu Palestina

1 hari lalu

Retno Marsudi: Akar Masalah Instabilitas Timur Tengah adalah Isu Palestina

Menteri Luar Negeri Retno Marsudi menyebut isu Palestina sebagai akar masalah dari ketidakstabilan di Timur Tengah.


3 Pesan Jokowi ke Menlu Cina, dari Soal Ekonomi hingga Situasi di Timur Tengah

1 hari lalu

Menteri Luar Negeri Cina Wang Yi tiba di Komplek Istana Kepresidenan, Jakarta, Kamis 18 April 2024. Wang Yi melakukan pertemuan dengan Presiden Joko Widodo usai Presiden terpilih RI, Prabowo Subianto, melawat ke China pada awal April lalu dan bertemu dengan Presiden Cina Xi Jinping. Keduanya berbagi pandangan mengenai kedamaian regional dan berkomitmen untuk mempererat hubungan. TEMPO/Subekti.
3 Pesan Jokowi ke Menlu Cina, dari Soal Ekonomi hingga Situasi di Timur Tengah

Presiden Jokowi menyampaikan tiga pesan saat bertemu Menlu Cina Wang Yi di Istana Kepresidenan Jakarta hari ini.


Jokowi Sampaikan 3 Pesan dalam Pertemuan dengan Menlu Cina Wang Yi

1 hari lalu

Menteri Luar Negeri Retno Marsudi di Istana Kepresidenan Jakarta usai mendampingi Presiden Joko Widodo menerima kunjungan Menteri Luar Negeri Cina Wang Yi, Kamis, 18 April 2024. TEMPO/Daniel A. Fajri
Jokowi Sampaikan 3 Pesan dalam Pertemuan dengan Menlu Cina Wang Yi

Jokowi menyoroti bidang perdagangan Indonesia-Cina terus meningkat sebesar 127 miliar USD.


Presiden Jokowi Terima Kunjungan Kehormatan Menlu Cina Wang Yi di Istana

1 hari lalu

Menteri Luar Negeri Cina Wang Yi tiba di Istana Kepresidenan Jakarta untuk kunjungan kehormatan kepada Presiden Joko Widodo pada Kamis pagi, 18 April 2024. TEMPO/Daniel A. Fajri
Presiden Jokowi Terima Kunjungan Kehormatan Menlu Cina Wang Yi di Istana

Presiden Jokowi menerima kunjungan kehormatan Menteri Luar Negeri Cina, Wang Yi, di Istana Kepresidenan Jakarta.


Strategi Malaysia Gaet Turis Cina, Tak Hanya Bebas Visa

2 hari lalu

Legoland Malaysia, salah satu destinasi wisata favorit di Malaysia. Dok.  tiket.com
Strategi Malaysia Gaet Turis Cina, Tak Hanya Bebas Visa

Malaysia menyiapkan meja bantuan yang dikelola oleh petugas berbahasa Mandarin untuk membantu wisatawan Cina.


Kemacetan Mudik Juga Terjadi di Cina, Ingat Tragedi Brexit Lebaran 2016 yang Tewaskan 12 orang

3 hari lalu

Ratusan kendaraan terjebak kemacetan saat menuju pintu keluar Tol Brebes Timur (Brexit) di Brebes, Jawa Tengah, 22 Juni 2017. Kemacetan tersebut terjadi akibat penutupan ruas jalan tol fungsional Brebes-Batang pada malam hari dan seluruh kendaraan diarahkan ke Brexit. ANTARA/Akbar Nugroho Gumay
Kemacetan Mudik Juga Terjadi di Cina, Ingat Tragedi Brexit Lebaran 2016 yang Tewaskan 12 orang

Kemacetan saat mudik Lebaran tahun ini tidak separah tragedi Brexit 2016 yang Menewaskan 18 Orang atau macet parah di Beijing dan Pakistan.


Cina Puji Iran, Percaya Teheran Mampu Tangani Situasi dengan Israel

3 hari lalu

Menteri Luar Negeri Cina Wang Yi berjabat tangan dengan Menlu Palestina Riyad Al-Maliki, disaksikan antara lain Menlu Retno Marsudi sebelum sesi foto di Diaoyutai State Guesthouse di Beijing, 20 November 2023. REUTERS/Florence Lo/Poo
Cina Puji Iran, Percaya Teheran Mampu Tangani Situasi dengan Israel

Menteri Luar Negeri Cina Wang Yi membahas situasi di Timur Tengah dengan timpalannya dari Iran, Hossein Amir-Abdollahian, di tengah ketegangan meningkat dengan Israel.


Respons Joe Biden, Rusia, dan Cina Pasca Serangan Iran ke Israel

3 hari lalu

Sistem anti-rudal beroperasi setelah Iran meluncurkan drone dan rudal ke arah Israel, seperti yang terlihat dari Ashkelon, Israel 14 April 2024. REUTERS/Amir Cohen
Respons Joe Biden, Rusia, dan Cina Pasca Serangan Iran ke Israel

Serangan Iran yang diluncurkan ke Israel menuai respons dari berbagai pihak termasuk Presiden AS Joe Biden, Rusia, dan Cina.