TEMPO.CO, Bandung - Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Imam Nachrawi berkomentar ihwal keabsahan 6 anggota/pemilik suara Kongres Biasa Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) yang dinilai bermasalah. Menurut Imam, Kongres PSSI yang rencananya akan dilaksanakan di Jakarta pada 10 November 2016 mendatang harus bisa jujur dan objektif.
"Itu yang saya maksudkan semangat reformasi harus betul-betul ke reformasi yang mendasar. Voters harus dilihat secara seksama mana yang sah mana yang tidak," ujar Imam saat ditemui wartawan usai menyaksikan laga partai final sepak bola Pekan Paralimpik Nasional (Peparnas) XV/2016, di lapangan Progresif, Jalan Soekarno Hatta, Ahad, 23 Oktober 2016.
Imam mengatakan pemerintah, dalam hal ini Kemenpora, pada dasarnya tidak akan mempersulit kongres biasa PSSI itu. Sebaliknya, kata dia, Pemerintah siap menyukseskan terlaksananya agenda kongres yang di antaranya bakal melahirkan ketua PSSI yang baru itu. "Di sini sebenarnya pemerintah memberikan keleluasaan kepada PSSI untuk melihat secara jujur dan obyektif," katanya.
Sebelumnya, organisasi pemerhati sepak bola #SOS (Save Our Soccer) menemukan fakta dan data yang menyatakan bahwa ada 6 pemilik suara anggota kongres biasa PSSI yang bermasalah. Di antaranya, Arema Cronus, Bali United, Bhayangkara FC, Madura United, PS TNI, dan Wakil Asosiasi Pemain.
Menurut Imam, seharusnya masalah status ke-6 anggota/pemilik suara kongres biasa PSSI itu segera diselesaikan sebelum dilangsungkannya kongres. "Harus dikembalikan seperti KLB di Jakarta. Untuk mengembalikan 5 klub itu ke asalnya, saya rasa tidak ada yang rugi kok kalo dikembalikan toh ini melihat sejarah panjang PSSI itu sendiri," ujarnya.
Adapun untuk bantuan anggaran kongres, kata dia, Kemenpora siap memberikan anggaran. Bahkan, untuk rencana kongres biasa PSSI yang sedianya dijadwalkan pada 17 Oktober lalu, Kemenpora telah menyiapkan anggaran sebesar Rp 4 miliar.
"Dulu kami siapkan, sekarang mereka tidak minta. Belum ada proposal yang masuk juga. Anggarannya dulu sudah kita siapkan, jumlahnya banyak, waktu itu sampai Rp 4 miliar, sekarang tahun anggaran sudah berubah ya berubah juga seperti timnas U-19 itu kita danai. Intinya kalo minta kan kami pertimbangkan juga," ucap dia.
AMINUDIN A.S.