Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Save Our Soccer Minta Kasus Sepak Bola Gajah Direkonstruksi

image-gnews
Suporter klub Deltras Sidoarjo berunjuk rasa di depan Kantor PSSI, Jakarta, (21/6). Mereka berunjuk rasa terkait adanya dugaan pengaturan skor di pertandingan Perseba Bangkala melawan Perseta Tulungagung sehingga mengganjal Deltras Sidoarjo melaju ke babak 12 besar. TEMPO/Seto Wardhana
Suporter klub Deltras Sidoarjo berunjuk rasa di depan Kantor PSSI, Jakarta, (21/6). Mereka berunjuk rasa terkait adanya dugaan pengaturan skor di pertandingan Perseba Bangkala melawan Perseta Tulungagung sehingga mengganjal Deltras Sidoarjo melaju ke babak 12 besar. TEMPO/Seto Wardhana
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Kelompok watchdog sepak bola Save Our Soccer meminta kasus sepak bola gajah yang melibatkan PSS Sleman dan PSIS Semarang dua tahun lalu direkonstruksi ulang. Menurut mereka, penyelesaian kasus itu tidak adil.

Save Our Soccer melancarkan desakan itu dengan memanfaatkan momentum dua tahun kasus sepak bola gajah yang jatuh pada hari ini, Rabu, 27 Oktober 2016.

Dua tahun lalu, dua klub Jawa Tengah, PSS Sleman dan PSIS Semarang bertanding secara tidak normal dalam laga terakhir babak delapan besar Grup N Divisi Utama 2014 di Sasana Krida Akademi Angkatan Udara, Yogyakarta. Lima gol yang tercipta di laga itu—dengan kemenangan PSS 3-2—adalah hasil bunuh diri.

Kedua tim diduga kuat berusaha kalah agar tidak bertemu Pusamania Borneo FC, runner-up Grup P, di semi final. Fenomena ini dikenal dengan sebutan “sepak bola gajah”.

Komisi Disiplin Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) telah menjatuhkan hukuman kepada pemain dan ofisial klub. Total ada 50 orang yang divonis (24 dari PSIS, dan 26 dari PSS). Namun, Save Our Soccer merasa hukuman yang dijatuhkan tidak tepat.

Atas dasar itu, #SOS (Save Our Soccer) menuntut PSSI dan Menpora (Menteri Pemuda dan Olahraga Imam Nahrawi)  untuk merekonstruksi ulang kasus tersebut—mengusut tuntas sampai ke dalang dan otak intelektualnya.

“Jangan sampai ini hanya menjadi sejarah kelam sepak bola nasional yang tak ada muaranya,” kata Koordinator Save Our Soccer Akmal Marhali.

Menurut Akmal, ketidakadilan pertama dalam vonis Komisi Disiplin PSSI adalah soal gol bunuh diri.

Disebutkan bahwa pencetak gol bunuh diri untuk PSIS adalah Komaedi, Fadli Manan, dan Saptono. Padahal, bukan Fadli Manan yang melakukan gol bunuh diri, tapi Taufik Hidayat.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Ketika itu, Inspektur Pertandingan (IP) salah mencatat dan berjanji akan memperbaikinya. Tapi, menurut Akmal, Fadli sudah terlanjur dijanjikan akan diringankan hukumannya dengan mengakui saja di atas kertas bermaterai.

Save Our Soccer bahkan lebih jauh mengatakan ada oknum yang mengaku dekat dengan PSSI yang berusaha meyakinkan Fadli akan diringankan hukumannya dengan menyetorkan uang Rp 50 juta.

Selain Fadli, menurut Akmal, banyak pemain juga yang mengaku hukuman yang dijatuhkan sangat tidak memenuhi azas keadilan.

Kapten PSIS, Sunar Sulaiman, mengaku tak diberikan kesempatan untuk menjelaskan secara transparan. Pemain asing Julio Alcorse yang tidak bermain juga dipaksa untuk mengakuinya karena dijanjikan akan diringankan.

Akmal mengatakan, rekonstruksi ulang adalah jalan terbik untuk menerapkan asas keadilan. Menurut dia, pemain dan pelatih adalah wayang. Mereka menjalankan apa yang diperintahkan dalang. “Nah, dalangnya ini harus ditemukan,” ujarnya.

Menurut Akmal, pihak-pihak yang tak bersalah harus dibersihkan namanya. “Mereka yang bersalah tapi bebas harus dihukum seberat-beratnya,” ujarnya. “Terutama para dalang.”

GADI MAKITAN 

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Merugi Bersama Pembatalan Piala Dunia U-20 di Indonesia

7 April 2023

Sejumlah pemuda menyalakan lilin dan membentangkan poster saat menggelar
Merugi Bersama Pembatalan Piala Dunia U-20 di Indonesia

Berbagai sektor kehilangan peluang meraup cuan karena batalnya Piala Dunia U-20 di Indonesia. Potensi uang yang hilang diperkirakan Rp 150 triliun.


Berdirinya PSSI Bermula Semangat Menentang Kolonial Belanda

17 Februari 2023

Logo PSSI.
Berdirinya PSSI Bermula Semangat Menentang Kolonial Belanda

PSSI terbentuk di Yogyakarta pada 19 April 1930


Ketum PSSI Iwan Bule Menjawab Soal Desakan Mundur dalam Tragedi Kanjuruhan

14 Oktober 2022

Ketua Umum PSSI Mochamad Iriawan (tengah) didampingi Wakil Ketua Iwan Budianto (kanan) dan Sekjen Yunus Nusi tiba untuk dimintai keterangan di Kantor Komnas HAM, Jakarta, Kamis 13 Oktober 2022. Komnas HAM meminta keterangan PSSI dan pihak penyelenggara siaran pertandingan Arema melawan Persebaya 1 Oktober 2022 untuk proses pemantauan dan penyelidikan atas kasus tragedi kemanusiaan Stadion Kanjuruhan Malang. ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan
Ketum PSSI Iwan Bule Menjawab Soal Desakan Mundur dalam Tragedi Kanjuruhan

Jawaban Ketum PSSI Iwan Bule Soal Desakan Mundur, Sanksi FIFA, dan Temuan Soal Tragedi Kanjuruhan


Kongres PSSI Digelar Sabtu Ini 29 Mei, Bahas Dua Agenda Utama

29 Mei 2021

Logo PSSI. (pssi.org)
Kongres PSSI Digelar Sabtu Ini 29 Mei, Bahas Dua Agenda Utama

Kongres biasa PSSI digelar di salah satu hotel di Jakarta, Sabtu, 29 Mei 2021, mulai pukul 14.00 WIB.


HUT ke-91 PSSI dan Karangan Bunga di Patung Soeratin Sosrosugondo

19 April 2021

Ketua Umum PSSI Mochamad Iriawan disela pelaksanaan Piala Menpora mengunjungi Balai Persis meletakan karangan bunga HUT Ke-91 PSSI, di tugu Soeratin di Balai Persis Solo, Senin (19/4/2021) (ANTARA/Bambang Dwi Marwoto)
HUT ke-91 PSSI dan Karangan Bunga di Patung Soeratin Sosrosugondo

PSSI menghormati sejarah perjalanan perkembangan federasi persepakbolaan Indonesia dengan meletakkan karangan bunga di patung Soeratin.


Begini Jejak kontroversial Nurdin Halid di Kancah Sepak Bola Nasional

11 Februari 2021

Nurdin Halid. TEMPO/Subekti
Begini Jejak kontroversial Nurdin Halid di Kancah Sepak Bola Nasional

Nurdin Halid mendapat gelar Doctor Honoris Causa Unnes. Begini jejaknya yang kontroversial di sepak bola nasional.


PSSI Gelar Rapat Exco Rabu, Putuskan Nasib Kompetisi Liga 1 dan Liga 2

19 Januari 2021

Logo PSSI. (pssi.org)
PSSI Gelar Rapat Exco Rabu, Putuskan Nasib Kompetisi Liga 1 dan Liga 2

PSSI akan membahas dua agenda, termasuk nasib kompetisi, dalam rapat Komite Eksekutif (Exco) yang digelar secara virutal pada Rabu.


PSSI Akan Gelar Kongres Tahunan Pada 27 Februari 2021

26 Desember 2020

Logo PSSI. (pssi.org)
PSSI Akan Gelar Kongres Tahunan Pada 27 Februari 2021

PSSI dijadwalkan akan menggelar kongres tahunan pada 27 Februari 2021 yang akan dilakukan secara virtual.


Divonis Bersalah, Ini Rangkaian Perbuatan Joko Driyono

23 Juli 2019

Terdakwa kasus dugaan penghilangan barang bukti pengaturan skor, Joko Driyono dikawal saat meninggalkan ruang sidang setelah menjalani sidang putusan di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Jakarta, Selasa, 23 Juli 2019. TEMPO/M Taufan Rengganis
Divonis Bersalah, Ini Rangkaian Perbuatan Joko Driyono

Joko Driyono dihukum 1,5 tahun penjara atas perbuatannya dalam kasus perusakan barang bukti pengaturan skor Liga Indonesia.


Hakim Sidang Joko Driyono: Perkara Sederhana, Hanya Saja ...

2 Juli 2019

Terdakwa Joko Driyono dikawal saat bersiap mengikuti sidang lanjutan kasus dugaan penghilangan barang bukti pengaturan skor di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Jakarta, Selasa, 2 Juli 2019. Dalam perkara ini Joko Driyono didakwa telah melakukan kejahatan dengan maksud menutupi atau menghalangi, atau mempersulit penyidikan.  TEMPO/Hilman Fathurrahman W
Hakim Sidang Joko Driyono: Perkara Sederhana, Hanya Saja ...

Jaksa penuntut umum meminta waktu tiga hari lagi untuk menyelesaikan berkas tuntutan untuk Joko Driyono.