TEMPO.CO, Jakarta - Inter Milan menunjuk Stefano Pioli pada Selasa, 8 November 2016, sebagai pelatih kesembilan klub itu dalam enam tahun terakhir, pengalaman manajerial pertamanya bersama salah satu klub papan atas Eropa.
Pria 51 tahun yang telah melatih sepuluh klub di dua divisi teratas Italia tanpa memenangi satu pun trofi utama tersebut menggantikan pelatih asal Belanda, Frank de Boer, yang dipecat setelah menduduki kursi panas tersebut selama 85 hari dan 14 pertandingan kompetitif.
Inter, yang menjalani musim kelimanya secara beruntun tanpa partisipasi di Liga Champions, mengonfirmasi penunjukan itu melalui pernyataannya.
"FA Internazionale dengan gembira mengonfirmasi bahwa telah bersepakat dengan Stefano Pioli untuk menjadi pelatih kepala Inter yang baru sampai 30 Juni 2018," kata pihak klub.
Pada pekerjaannya sebelumnya, Pioli memimpin Lazio finis di peringkat ketiga Liga Italia pada 2014/2015. Namun ia kurang sukses pada musim lalu dan dipecat pada April 2016 setelah kekalahan memalukan 1-4 dari tim sekota AS Roma.
Inter, AC Milan, dan Juventus disebut-sebut sebagai tiga klub terbesar di Italia, meski tidak ada satu pun di antara dua klub asal Milan itu yang memenangi gelar Liga Italia sejak 2011.
Pekerjaan pertama Pioli sebagai pelatih adalah saat bersama klub Seri B, Salernitana, pada 2003.
Ia pindah ke Modena, klub divisi dua lain, pada tahun berikutnya dan mendapatkan kesempatan pertama berkiprah di strata tertinggi bersama Parma pada 2006.
Ia dipecat setelah enam bulan melatih dengan kondisi tim sedang berada pada satu peringkat di atas juru kunci dan kembali ke Seri B. Di Seri B, ia melatih Grosseto, Piacenza, dan Sassuolo.
Chievo membawanya kembali ke Seri A pada 2010, dan ia pindah ke Palermo setahun kemudian, tapi hanya bertahan selama 90 hari di klub tersebut.
Perhentian selanjutnya adalah Bologna, dan ia tetap bersama klub itu di Liga Italia pada dua musim yang sulit sebelum kemudian pindah ke Lazio.
Inter memenangi treble, yakni menjuarai Liga Champions, Liga Italia, dan Piala Italia, di bawah asuhan Jose Mourinho pada 2010. Namun, sejak itu, klub itu tidak pernah mampu mengulangi pencapaian serupa, lebih sering terperangkap di papan tengah klasemen.
Perusahaan elektronik Cina, Suning Commerce Group Co Ltd, membeli hampir 70 persen saham Inter senilai 270 juta Euro pada Juni 2016, kurang dari tiga tahun setelah klub itu dijual ke konsorsium yang dipimpin pengusaha Indonesia, Erick Thohir.
Sebelumnya, klub itu dimiliki Massimo Moratti, yang keluarganya mengendalikan perusahaan penyuling minyak Italia, Saras, dari 1995 sampai 2013.
ANTARA