TEMPO.CO, Surabaya - Manajer Persebaya Surabaya Choesnoel Farid mengaku kecewa karena kehilangan hak suara dalam Kongres Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia di Hotel Mercure, Ancol, Jakarta, Kamis, 10 November 2016. Menurut dia, jatah voter Persebaya yang seharusnya menjadi haknya diambil oleh Chief Executive Officer Bhayangkara Footbal Club Gede Widiade.
Farid berujar, semula Gede memang CEO klub yang bernama sama. Namun sengketa dualisme nama Persebaya itu otomatis berakhir setelah ada putusan Pengadilan Negeri Surabaya. Persebaya versi Gede pun berubah nama menjadi Surabaya United sebelum kemudian berganti Bhayangkara Surabaya United. “Tapi mengapa Gede menggunakan nama Persebaya dalam pemilihan Ketua Umum PSSI,” kata Farid saat dihubungi.
Farid menuturkan akan membawa permasalahan tersebut ke jalur hukum. Namun dia belum memutuskan apakah akan mengajukan gugatan di Surabaya ataukah di Jakarta. “Masih kami pikirkan, termasuk materinya seperti apa,” kata dia yang mengaku masih di arena kongres Jakarta.
Ihwal pemulihan status Persebaya yang batal dibahas dalam kongres, Farid menyayangkan. Sebab, menurutnya, nama Persebaya masih tertera di federasi sepak bola dunia, FIFA sehingga mestinya punya hak suara dalam kongres. “Artinya kami masih diakui (oleh FIFA), sehingga istilah pemulihan itu kurang pas,” katanya.
Baca juga:
Terpilih Jadi Ketua PSSI, Ini Janji Edy Rahmayadi
Polisi Pulangkan 700 Bonek dengan Bus
Selain Persebaya, Arema Indonesia, Persema Malang, Persibo Bojonegoro, Persewangi Banyuwangi, Lampung FC dan Persipasi Kota Bekasi bernasib sama. Pemulihan keanggotaan mereka menunggu 2017 atau setelah terbentuk kepengurusan baru PSSI. Karena belum dipulihkan, mereka tidak bisa ikut dalam kompetisi musim depan dan harus mendaftar lagi pada tahun depan.
Dihubungi terpisah, Gede membantah “menyerobot” jatah voter Persebaya. Menurutnya, dia diundang resmi atas nama Bhayangkara Football Club. “Saya diundang resmi, diverifikasi oleh Mabes Polri, sudah tidak ada masalah,” ujar Gede.
Mengenai ketidakpuasan Persebaya, Gede tidak ingin banyak komentar. Menurutnya, bila ada pihak-pihak yang tidak puas terhadap jalannya kongres, dia mempersilakan agar mengajukan protes ke PSSI. “Yang buat undangan PSSI, protesnya mestinya ya ke PSSI,” tutur Gede.
Gede lebih suka mengomentari terpilihnya Letnan Jenderal Edy Rahmayadi sebagai Ketua Umum PSSI yang baru. Gede optimistis di tangan Edy persepakbolaan Indonesia makin berkembang. “Kami senang beliau terpilih, kami menimang-nimang beliau sejak enam bulan lalu,” ujar Gede.
Walaupun yang bersangkutan masih aktif sebagai Panglima Kostrad, Gede melihat tidak perlu ada yang dikhawatirkan terhadap komitmennya. Bahkan, kata Gede, sebagai militer aktif, Edi lebih mudah membawa sepak bola sebagai alat pemersatu bangsa. “Beliau biasa berpikir cepat, tidak bertele-tele,” ujar Gede.
KUKUH S. WIBOWO