TEMPO.CO, Jakarta – Ternyata sungguh tak sedap menjadi seorang Lionel Messi. Di tim nasional Argentina, sorotan dan harapan selalu jatuh kepadanya. Terlebih dalam pertandingan melawan Kolombia, di San Juan, Rabu pagi , 16 November 2016, waktu Indonesia.
Saat ini Argentina dalam bahaya. Di papan klasemen, mereka berada di posisi keenam, menyusul kekalahan telak tiga gol tanpa balas oleh Brasil di Belo Horizonte, Rabu, 9 November 2016.
Baca Juga:
Zona Conmebol alias Amerika Selatan mengirim lima wakilnya ke Piala Dunia 2018. Empat tim teratas langsung berangkat. Peringkat kelima bisa lolos apabila menang dalam babak playoff melawan wakil dari konfederasi lain.
Dengan kata lain, laga di San Juan amat krusial. Tak ada pilihan kecuali menang. Bila kalah, mereka harus pasrah terjerembap jatuh ke posisi lebih jauh lagi, yakni di posisi kedelapan.
Bila hal itu yang terjadi, Abicelleste akan sangat kacau. Dalam sembilan laga sisa yang akan dimainkan mulai Maret tahun depan, mereka tak boleh lagi kehilangan satu angka pun. Tak pelak, dengan kondisi yang buruk ini, lagi-lagi Lionel Messi menjadi harapan.
Berkaca dari pertandingan di Belo Horizonte, nyatanya Messi tak bisa berbuat banyak. Menurut dia, kekalahan telak itu meninggalkan kelemahan yang dimiliki tim Abicelleste, yakni masalah mental.
“Kami harus mengubah mental bermain kami. Tak ada lagi yang harus kami lakukan, kecuali keluar dari situasi yang menjengkelkan ini,” kata Messi selepas pertandingan.
Nah, dengan bermain dalam tekanan seperti sekarang ini, apakah mereka mampu tampil lebih baik? Selepas dikalahkan oleh Brasil, pelatih Argentina, Edgardo Bauza, memilih memberikan liburan kepada para pemainnya.
Mereka dipersilakan untuk bertemu dengan keluarganya dan menghabiskan waktu untuk memulihkan kebugaran. Jumat lalu, Bauza memimpin latihan timnya di bawah rintik hujan.
Bauza—yang menggantikan Tata Martino selepas kegagalan di Copa America pada Juli lalu—pun tetap yakin akan membawa Argentina lolos ke Piala Dunia 2018 di Rusia.
“Saya tidak pernah ragu akan hal itu,” katanya. “Wajar bila banyak kritik terhadap kami. Tapi kami berharap di San Juan kami bisa bermain lebih baik.”
Kolombia, lawan mereka di San Juan, bukanlah tim yang mudah dihadapi. Saat ini mereka berada di peringkat ketiga di bawah Brasil dan Paraguay, dengan perolehan nilai 18 atau dua poin lebih banyak dibanding Argentina.
Tim asuhan Jose Pekerman bisa membuat Argentina menangis. Mereka punya strategi permainan dengan serangan balik yang mengerikan.
Gaya permainan ini akan membahayakan tuan rumah, yang ingin memenangi pertandingan—diperkirakan akan langsung menggebu-gebu menggedor pertahanan lawan.
Para pemain Kolombia, seperti Cudrado, James Rodriguez, dan Carlos Bacca, punya kecepatan untuk itu. “Saya sudah kangen sekali membuat gol,” kata Bacca, yang turun lagi dalam pertandingan ini setelah menjalani masa larangan bertanding.
Brasil pernah menjadi korbannya. Dalam pertandingan di Manaus, Neymar cs sempat tertinggal dengan gaya permainan itu. Beruntung, mereka bisa bangkit dan membalikkan keadaan dengan kemenangan 2-1.
Satu hal yang tidak boleh dilupakan adalah keberadaan pemain Kolombia, Carlos Sanchez, yang sukses mematikan gerak Messi dalam Piala Amerika, lima tahun lalu. Saat itu Messi tak bisa berbuat banyak, dan pertandingan pun berakhir imbang tanpa gol. Dalam laga ini, diperkirakan duel tersebut akan kembali terjadi.
Namun Argentina juga punya keuntungan. Duet bek Kolombia, yakni Oscar Murillo dan Yerry Mina, tak bisa bermain. Mereka terbebat larangan bertanding dan cedera.
Bek muda pengganti, yakni Davinson Sanchez dan Eder Alvarez Balanta—meski bermain di River Plate, Argentina—masih diragukan bisa menjadi benteng bagi pertahanan Kolombia.
Argentina pun tidak memiliki pertahanan yang bagus. Lini belakang yang dipertunjukkan melawan Brasil amatlah rapuh. Nah, bila Bauza tak membenahinya, lini ini akan menuai masalah baru bagi Albiceleste.
San Juan merupakan salah satu kawasan penghasil anggur di Argentina. Hasil akhir dari pertandingan ini akan menjadikan tim asuhan Bauza ini merayakan dengan minum anggur, atau sebaliknya, anggur San Juan ini menjadi terasa getir.
ESPNFC | BEINSPORTS | THESUN | IRFAN